Selasa, 28 September 2010


TAGIHAN NILAI MATAKULIAH ETIKA KRISTEN
SEMESTER II TAHUN AJARAN 2009-2010

DOSEN : Pdt.T.Driharkoro Brotosudarmo, S. Si
Sandi Matakuliah : JG107G
Kelas : G
Angkatan : 2008 PGSD REGULER
Daftar nama Mahasiswa
NO
NIM
NAMA
NILAI
1
292008004
Wahyuningsih

2
292008008
Juli Rahayu

3
292008012
Zuliana Sari

4
292008016
Linggra Wijayati

5
292008020
Winantu Hingsih

6
292008024
Setyo Nanang Tri Biantoro

7
292008037
Yuli Astutik

8
292008044
Ika Arianti

9
292008048
Yuni Kurniawati

10
292008052
Yeliana Putri

11
292008056
Kurnia Budi Hutama

12
292008063
Wahyu Tri Jatmiko

13
292008070
Dewi Ratnawati

14
292008074
Beni sulistyawan

15
292008081
Arief Setiwan

16
292008085
Tusyana sukma M.D

17
292008090
Alustina Isyuniarsih

18
292008095
Rina Atik Wahyuni

NO
NIM
NAMA
NILAI
19
292008100
Endah Trifatmawati

20
292008112
Rahmita Dwi Chovalina

21
292008119
Bunga Aprilina

22
292008123
Siti Maimunah

23
292008128
Widi Antoro

24
292008135
Nurul Latifah

25
292008139
Ika Febriyani

26
292008147
Hari Agung Pambudi

27
292008154
Erikawati

28
292008158
Yohanes Andri Kristiawan

29
292008166
Agata Aster Ch

30
292008171
Wahyu Tri Lestari

31
292008183
Yunia Eka Ardina

32
292008191
Hermawan

33
292008199
Esa Dhuhur Putra Akbar

34
292008211
Lita Riswiarti

35
292208175
Hendika septiawan

Tugas Individu Pengembangan PKn SD
1. Kunjungi SD terpilih, kemudian amati guru SD dalam penyampaian materi PKn SD, identifikasi media yang digunakan. Adakah kelebihan dan kelemahan media dan cara menggunakan media tersebut. Berikan alasanmu.
2. Buatlah RPP PKn SD lengkapi dengan media yang sesuai, dan minta tolong temanmu untuk memberikan masukan !
1. Saya mengunjungi SD N II Genengsari, Kec.Toroh, Kab. Grobogan di Desa saya. Di SD tersebut, saya diijinkan untuk melihat, mengamati, serta mengindentifikasi penyampaian materi PKn di kelas IV , diampu oleh Ibu Rofiah dengan topik materi berjudul “Pemerintahan Kabupaten, Kota Dan Provinsi.”
Adapun media yang digunakan antaralain:
· Papan tulis
· Kapur tulis
· Buku yang pendidikan kewarganegaraan kelas IV
· Peta kab.Grobogan
Kelebihan media yang digunakan antaralain:
Papan tulis untuk menulis materi yang akan disampaikan supaya siswa lebih paham
Kapur tulis untuk menulis di papan tulis
Buku digunakan untuk panduan dalam belajar materi yang diajarkan supaya lebih efektif
Peta digunakan untuk menunjukan letak kecamatan apa saja di kabupaten Grobogan, serta bagian bagian lain seperti pengadilan negri dan Sekda.
Kekurangan media yang digunakan antaralain:
v Papan tulis kekurangannya yaitu, siswa yang duduk dibelakang tidak dapat membaca tulisan guru di papan tulis, apalagi siswa yang duduk dipojok . Akibatnya siswa berbicara sendiri serta ngobrol dengan teman sebangku.
v Kapur tulis kekurangannya yaitu, pembelajaran kurang efektif karena siswa berjumlah 40 orang sehingga siswa membutuhkan perhatian lebih dari guru, misalnya siswa diminta maju ke depan kelas untuk menunjukan kecamatan – kecamatan di kab.Grobogan kemudian ditulis di papan tulis
v Buku, kekurangannya yaitu, ada sebagian siswa yang tidak membaca materi di buku sehingga mengakibatkan
v Peta,kekurangannya yaitu tidak maksimal untuk siswa satu kelas, sehingga dalam kelas IV tersebut perlu dibagi menjadi beberapa kelompok, lalu disediakan satu peta untuk satu kelompok. Sehingga pembelajaran dapat lebih maksimal
Menurut pendapat saya, pembelajaran “Pemerintahan Kabupaten, Kota, Dan Provisi”perlu media satu peta untuk satu kelompok karena apabila satu peta untuk satu kelas maka banyak siswa yang tidak paham serta mengantuk mendengar guru menjelaskan di depan kelas. Kalaupun tidak dibagi dalam kelompok, maka guru harus mewajibkan siswanya untuk mempunyai peta dalam bentuk buku pemerintahan Kabupaten. Selain itu siswa harus diminta lebih aktif agar tidak ngobrol, serta berbincang bincang sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan perhatian lebih terhadap semua siswa agar siswa dapat maksimal dalam memperoleh pembelajaran. Guru paket yang disediakan oleh sekolah pun harus dimanfaatkan seoptimal mungkin agar siswa dapat memahami “Pemerintah Kabupaten, Kota, dan Provinsi”. Semua itu tidak lain adalah peranan guru agar tujan pembelajaran dapat tercapai
2. Contoh RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pembelajaran : Pendidikan Kewaganegaraan
Kelas/ Semester : IV/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pelaksanaan : Senin, 26 September 2010

A. Standar Kompetensi
Memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
B. Kompetensi Dasar
Mengenal lembaga lembaga dalam susunan pemerintah kabupatan, kota, dan provinsi
C. Indikator
1) Mengetahui pengertian sistem pemerintahan daerah kabupaten, kota, dan provinsi
2) Menghafal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan, kabupaten, kota, dan provinsi
3) Memberi contoh lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi


D. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran tentang pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi siswa mampu:
1) Mengetahui pengertian sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
2) Memberi contoh lembaga-lembaga dalam susunan pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi
3) Membedakan lembaga-lembaga dalam susunan pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi
E. Materi Pembelajaran
Lembaga-lembaga dalam Susunan Pemerintahan Kabupaten, Kota, dan Provinsi
F. Metode Pembelajaran
a. Metode ceramah
b. Metode tanya jawab
c. Metode pengamatan
d. Metode pemberian tugas
G. Media Pembelajaran
1. Alat
- Peta kabupaten Grobogan
2. Buku Sumber
- Buku Pendidikan Kewarganegaraan IV
H. Langkah-Langkah
1. Kegiatan awal
a. Salam pembuka
b. Presensi
c. Guru mengajukan pertanyaan tentang materi minggu lalu
d. Guru menginformasikan materi yang akan dibahas
2. Kegiatan inti
a. Tanya jawab tentang pengertian sistem pemerintahan
b. Guru menjelaskan tentang lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan, kabupaten, kota, dan provinsi
c. Guru Memberi contoh lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
d. Siswa diminta menghafal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintah, kabupaten, kota, dan provinsi
3. Kegiatan akhir
a. Siswa bersama guru menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran
b. Siswa diberi evaluasi berupa soal/tes tertulis
c. Guru melakukan tindak lanjut
- Siswa diberi PR (pekerjaan rumah)
I. Evaluasi
a. Prosedur
- Tes awal : tidak ada
- Tes dalam proses : ada
- Tes akhir pembelajaran : ada
Bentuk tes
- Tes lisan dilakukan awal dan dalam proses
- Tes tertulis (isian singkat) dilakukan setelah akhir pelajaran
Soal tes
1. Masa jabatan bupati/wali kota adalah...
2. Pengurusan akta kelahiran di tingkat kabupaten/kota dilaksanakan di ...
3. Lembaga perwakilan rakyat yang berada ditingkat kabupaten/kota disebut ...
4. Pemilihan anggota DPRD kabupaten/kota dilakukan secara langsung oleh ...
5. Peraturan daerah dibuat oleh...
Kunci jawaban
1. Lima tahun
2. Kantor cacatan sipil
3. DPRD kabupaten/kota
4. Rakyat daerah setempat
5. Kepala daerah dan DPRD
Penilaian
- Jm soal 5
- Setiap jawaban diberi skor 2
- Setiap jawaban kurang diberi skor 1
- Setiap jawaban salah diberi skor 0
- Nilai = x 100
= x 100 = 100

J. Tindak Lanjut
a. Soal
1. Apakah daerah yang memiliki pendapatan asli yang banyak dapat melaksanakan pembangunan?
2. Jelaskaan apakah pemerintah pusat tidak memiliki wewenang yang besar dalam mengatur pemerintahan daerah pada saat ini.
b. Kunci jawaban
Relatif berdasarkan pendapat siswa, sesuai dengan materi pembelajaran
Tugas Individu Pengembangan PKn SD
1. Kunjungi SD terpilih, kemudian amati guru SD dalam penyampaian materi PKn SD, identifikasi media yang digunakan. Adakah kelebihan dan kelemahan media dan cara menggunakan media tersebut. Berikan alasanmu.
2. Buatlah RPP PKn SD lengkapi dengan media yang sesuai, dan minta tolong temanmu untuk memberikan masukan !
1. Saya mengunjungi SD N II Genengsari, Kec.Toroh, Kab. Grobogan di Desa saya. Di SD tersebut, saya diijinkan untuk melihat, mengamati, serta mengindentifikasi penyampaian materi PKn di kelas IV , diampu oleh Ibu Rofiah dengan topik materi berjudul “Pemerintahan Kabupaten, Kota Dan Provinsi.”
Adapun media yang digunakan antaralain:
· Papan tulis
· Kapur tulis
· Buku yang pendidikan kewarganegaraan kelas IV
· Peta kab.Grobogan
Kelebihan media yang digunakan antaralain:
Papan tulis untuk menulis materi yang akan disampaikan supaya siswa lebih paham
Kapur tulis untuk menulis di papan tulis
Buku digunakan untuk panduan dalam belajar materi yang diajarkan supaya lebih efektif
Peta digunakan untuk menunjukan letak kecamatan apa saja di kabupaten Grobogan, serta bagian bagian lain seperti pengadilan negri dan Sekda.
Kekurangan media yang digunakan antaralain:
v Papan tulis kekurangannya yaitu, siswa yang duduk dibelakang tidak dapat membaca tulisan guru di papan tulis, apalagi siswa yang duduk dipojok . Akibatnya siswa berbicara sendiri serta ngobrol dengan teman sebangku.
v Kapur tulis kekurangannya yaitu, pembelajaran kurang efektif karena siswa berjumlah 40 orang sehingga siswa membutuhkan perhatian lebih dari guru, misalnya siswa diminta maju ke depan kelas untuk menunjukan kecamatan – kecamatan di kab.Grobogan kemudian ditulis di papan tulis
v Buku, kekurangannya yaitu, ada sebagian siswa yang tidak membaca materi di buku sehingga mengakibatkan
v Peta,kekurangannya yaitu tidak maksimal untuk siswa satu kelas, sehingga dalam kelas IV tersebut perlu dibagi menjadi beberapa kelompok, lalu disediakan satu peta untuk satu kelompok. Sehingga pembelajaran dapat lebih maksimal
Menurut pendapat saya, pembelajaran “Pemerintahan Kabupaten, Kota, Dan Provisi”perlu media satu peta untuk satu kelompok karena apabila satu peta untuk satu kelas maka banyak siswa yang tidak paham serta mengantuk mendengar guru menjelaskan di depan kelas. Kalaupun tidak dibagi dalam kelompok, maka guru harus mewajibkan siswanya untuk mempunyai peta dalam bentuk buku pemerintahan Kabupaten. Selain itu siswa harus diminta lebih aktif agar tidak ngobrol, serta berbincang bincang sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan perhatian lebih terhadap semua siswa agar siswa dapat maksimal dalam memperoleh pembelajaran. Guru paket yang disediakan oleh sekolah pun harus dimanfaatkan seoptimal mungkin agar siswa dapat memahami “Pemerintah Kabupaten, Kota, dan Provinsi”. Semua itu tidak lain adalah peranan guru agar tujan pembelajaran dapat tercapai
2. Contoh RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pembelajaran : Pendidikan Kewaganegaraan
Kelas/ Semester : IV/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pelaksanaan : Senin, 26 September 2010

A. Standar Kompetensi
Memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
B. Kompetensi Dasar
Mengenal lembaga lembaga dalam susunan pemerintah kabupatan, kota, dan provinsi
C. Indikator
1) Mengetahui pengertian sistem pemerintahan daerah kabupaten, kota, dan provinsi
2) Menghafal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan, kabupaten, kota, dan provinsi
3) Memberi contoh lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi


D. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran tentang pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi siswa mampu:
1) Mengetahui pengertian sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
2) Memberi contoh lembaga-lembaga dalam susunan pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi
3) Membedakan lembaga-lembaga dalam susunan pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi
E. Materi Pembelajaran
Lembaga-lembaga dalam Susunan Pemerintahan Kabupaten, Kota, dan Provinsi
F. Metode Pembelajaran
a. Metode ceramah
b. Metode tanya jawab
c. Metode pengamatan
d. Metode pemberian tugas
G. Media Pembelajaran
1. Alat
- Peta kabupaten Grobogan
2. Buku Sumber
- Buku Pendidikan Kewarganegaraan IV
H. Langkah-Langkah
1. Kegiatan awal
a. Salam pembuka
b. Presensi
c. Guru mengajukan pertanyaan tentang materi minggu lalu
d. Guru menginformasikan materi yang akan dibahas
2. Kegiatan inti
a. Tanya jawab tentang pengertian sistem pemerintahan
b. Guru menjelaskan tentang lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan, kabupaten, kota, dan provinsi
c. Guru Memberi contoh lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
d. Siswa diminta menghafal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintah, kabupaten, kota, dan provinsi
3. Kegiatan akhir
a. Siswa bersama guru menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran
b. Siswa diberi evaluasi berupa soal/tes tertulis
c. Guru melakukan tindak lanjut
- Siswa diberi PR (pekerjaan rumah)
I. Evaluasi
a. Prosedur
- Tes awal : tidak ada
- Tes dalam proses : ada
- Tes akhir pembelajaran : ada
Bentuk tes
- Tes lisan dilakukan awal dan dalam proses
- Tes tertulis (isian singkat) dilakukan setelah akhir pelajaran
Soal tes
1. Masa jabatan bupati/wali kota adalah...
2. Pengurusan akta kelahiran di tingkat kabupaten/kota dilaksanakan di ...
3. Lembaga perwakilan rakyat yang berada ditingkat kabupaten/kota disebut ...
4. Pemilihan anggota DPRD kabupaten/kota dilakukan secara langsung oleh ...
5. Peraturan daerah dibuat oleh...
Kunci jawaban
1. Lima tahun
2. Kantor cacatan sipil
3. DPRD kabupaten/kota
4. Rakyat daerah setempat
5. Kepala daerah dan DPRD
Penilaian
- Jm soal 5
- Setiap jawaban diberi skor 2
- Setiap jawaban kurang diberi skor 1
- Setiap jawaban salah diberi skor 0
- Nilai = x 100
= x 100 = 100

J. Tindak Lanjut
a. Soal
1. Apakah daerah yang memiliki pendapatan asli yang banyak dapat melaksanakan pembangunan?
2. Jelaskaan apakah pemerintah pusat tidak memiliki wewenang yang besar dalam mengatur pemerintahan daerah pada saat ini.
b. Kunci jawaban
Relatif berdasarkan pendapat siswa, sesuai dengan materi pembelajaran
Tugas Individu Pengembangan PKn SD
1. Kunjungi SD terpilih, kemudian amati guru SD dalam penyampaian materi PKn SD, identifikasi media yang digunakan. Adakah kelebihan dan kelemahan media dan cara menggunakan media tersebut. Berikan alasanmu.
2. Buatlah RPP PKn SD lengkapi dengan media yang sesuai, dan minta tolong temanmu untuk memberikan masukan !
1. Saya mengunjungi SD N II Genengsari, Kec.Toroh, Kab. Grobogan di Desa saya. Di SD tersebut, saya diijinkan untuk melihat, mengamati, serta mengindentifikasi penyampaian materi PKn di kelas IV , diampu oleh Ibu Rofiah dengan topik materi berjudul “Pemerintahan Kabupaten, Kota Dan Provinsi.”
Adapun media yang digunakan antaralain:
· Papan tulis
· Kapur tulis
· Buku yang pendidikan kewarganegaraan kelas IV
· Peta kab.Grobogan
Kelebihan media yang digunakan antaralain:
Papan tulis untuk menulis materi yang akan disampaikan supaya siswa lebih paham
Kapur tulis untuk menulis di papan tulis
Buku digunakan untuk panduan dalam belajar materi yang diajarkan supaya lebih efektif
Peta digunakan untuk menunjukan letak kecamatan apa saja di kabupaten Grobogan, serta bagian bagian lain seperti pengadilan negri dan Sekda.
Kekurangan media yang digunakan antaralain:
v Papan tulis kekurangannya yaitu, siswa yang duduk dibelakang tidak dapat membaca tulisan guru di papan tulis, apalagi siswa yang duduk dipojok . Akibatnya siswa berbicara sendiri serta ngobrol dengan teman sebangku.
v Kapur tulis kekurangannya yaitu, pembelajaran kurang efektif karena siswa berjumlah 40 orang sehingga siswa membutuhkan perhatian lebih dari guru, misalnya siswa diminta maju ke depan kelas untuk menunjukan kecamatan – kecamatan di kab.Grobogan kemudian ditulis di papan tulis
v Buku, kekurangannya yaitu, ada sebagian siswa yang tidak membaca materi di buku sehingga mengakibatkan
v Peta,kekurangannya yaitu tidak maksimal untuk siswa satu kelas, sehingga dalam kelas IV tersebut perlu dibagi menjadi beberapa kelompok, lalu disediakan satu peta untuk satu kelompok. Sehingga pembelajaran dapat lebih maksimal
Menurut pendapat saya, pembelajaran “Pemerintahan Kabupaten, Kota, Dan Provisi”perlu media satu peta untuk satu kelompok karena apabila satu peta untuk satu kelas maka banyak siswa yang tidak paham serta mengantuk mendengar guru menjelaskan di depan kelas. Kalaupun tidak dibagi dalam kelompok, maka guru harus mewajibkan siswanya untuk mempunyai peta dalam bentuk buku pemerintahan Kabupaten. Selain itu siswa harus diminta lebih aktif agar tidak ngobrol, serta berbincang bincang sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan perhatian lebih terhadap semua siswa agar siswa dapat maksimal dalam memperoleh pembelajaran. Guru paket yang disediakan oleh sekolah pun harus dimanfaatkan seoptimal mungkin agar siswa dapat memahami “Pemerintah Kabupaten, Kota, dan Provinsi”. Semua itu tidak lain adalah peranan guru agar tujan pembelajaran dapat tercapai
2. Contoh RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pembelajaran : Pendidikan Kewaganegaraan
Kelas/ Semester : IV/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pelaksanaan : Senin, 26 September 2010

A. Standar Kompetensi
Memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
B. Kompetensi Dasar
Mengenal lembaga lembaga dalam susunan pemerintah kabupatan, kota, dan provinsi
C. Indikator
1) Mengetahui pengertian sistem pemerintahan daerah kabupaten, kota, dan provinsi
2) Menghafal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan, kabupaten, kota, dan provinsi
3) Memberi contoh lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi


D. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran tentang pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi siswa mampu:
1) Mengetahui pengertian sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
2) Memberi contoh lembaga-lembaga dalam susunan pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi
3) Membedakan lembaga-lembaga dalam susunan pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi
E. Materi Pembelajaran
Lembaga-lembaga dalam Susunan Pemerintahan Kabupaten, Kota, dan Provinsi
F. Metode Pembelajaran
a. Metode ceramah
b. Metode tanya jawab
c. Metode pengamatan
d. Metode pemberian tugas
G. Media Pembelajaran
1. Alat
- Peta kabupaten Grobogan
2. Buku Sumber
- Buku Pendidikan Kewarganegaraan IV
H. Langkah-Langkah
1. Kegiatan awal
a. Salam pembuka
b. Presensi
c. Guru mengajukan pertanyaan tentang materi minggu lalu
d. Guru menginformasikan materi yang akan dibahas
2. Kegiatan inti
a. Tanya jawab tentang pengertian sistem pemerintahan
b. Guru menjelaskan tentang lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan, kabupaten, kota, dan provinsi
c. Guru Memberi contoh lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
d. Siswa diminta menghafal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintah, kabupaten, kota, dan provinsi
3. Kegiatan akhir
a. Siswa bersama guru menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran
b. Siswa diberi evaluasi berupa soal/tes tertulis
c. Guru melakukan tindak lanjut
- Siswa diberi PR (pekerjaan rumah)
I. Evaluasi
a. Prosedur
- Tes awal : tidak ada
- Tes dalam proses : ada
- Tes akhir pembelajaran : ada
Bentuk tes
- Tes lisan dilakukan awal dan dalam proses
- Tes tertulis (isian singkat) dilakukan setelah akhir pelajaran
Soal tes
1. Masa jabatan bupati/wali kota adalah...
2. Pengurusan akta kelahiran di tingkat kabupaten/kota dilaksanakan di ...
3. Lembaga perwakilan rakyat yang berada ditingkat kabupaten/kota disebut ...
4. Pemilihan anggota DPRD kabupaten/kota dilakukan secara langsung oleh ...
5. Peraturan daerah dibuat oleh...
Kunci jawaban
1. Lima tahun
2. Kantor cacatan sipil
3. DPRD kabupaten/kota
4. Rakyat daerah setempat
5. Kepala daerah dan DPRD
Penilaian
- Jm soal 5
- Setiap jawaban diberi skor 2
- Setiap jawaban kurang diberi skor 1
- Setiap jawaban salah diberi skor 0
- Nilai = x 100
= x 100 = 100

J. Tindak Lanjut
a. Soal
1. Apakah daerah yang memiliki pendapatan asli yang banyak dapat melaksanakan pembangunan?
2. Jelaskaan apakah pemerintah pusat tidak memiliki wewenang yang besar dalam mengatur pemerintahan daerah pada saat ini.
b. Kunci jawaban
Relatif berdasarkan pendapat siswa, sesuai dengan materi pembelajaran

apa perbedaan prinsip esensial KTSP dengan KBK 2004

Tugas Individu Pengembangan Kurikulum SD
1. Apa berbedaan prinsip esensial atau materi ajarnya antara KBK 2004 dan KTSP 2004 !
Jawab:
1. Puskur (2002) menyatakan bahwa KBK merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar, serta pemberdayaan sumber daya pendidikan. Batasan tersebut menyiratkan bahwa KBK dikembangkan dengan tujuan agar peserta didik memperoleh kompetensi dan kecerdasan yang mumpuni dalam membangun identitas budaya dan bangsanya. Dalam arti, melalui penerapan KBK tamatan diharapkan memiliki kompetensi atau kemampuan akedemik yang baik, keterampilan untuk menunjang hidup yang memadai, pengembangan moral yang terpuji, pembentukan karakteryang kuat, kebiasaan hidupyang sehat, semangat bekerja sama yang kompak, dan apresiasi estetika yang tinggi terhadap dunia sekitar.
Berdasarkan pengertian kompetensi di atas, kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan Keberhasilan dengan Penuh tanggungjawab.KBK memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-kompetensi tertentu peserta didik. Oleh karena itu kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk prilaku atau ketrampilan peserta didik sesuaicriteriakeberhasilan. Sedangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikem¬bangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). KTSP disusun dan dikembangkan sebagai berikut:
· Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pen¬didikan Nasional
· Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Berdasarkan pengertian tersebut, perbedaan esensial antara KBK dan KTSP tidak ada. Keduanya sama-sama seperangkat rencana pendidikan yang berorientasi pada kompetensi dan hasil belajar peserta didik. Perbedaannya menurut Masnur menampak pada teknis pelaksanaan. Jika KBK disusun oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Depdiknas (c.q. Puskur), maka KTSP disusun oleh tingkat satuan pendidikan masing-masing, dalam hal ini sekolah yang bersangkutan, walaupun masih tetap mengacu pada rambu-rambu nasional Panduan Penyusunan KTSP yang disusun oleh badan independen yang disebut Badan Standar Nasional Pendi¬dikan (BSNP).
v Landasan Pengembangan KBK dan KTSPDasar yuridis perubahan Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum 2004 yaitu
Ø Evaluasi Kurikulum 1994
Ø UUD 1945, GBHN, UU No. 22 tahun 1999
Ø PP No. 25 tahun 2000
Ø UU No. 20 tahun 2003
Sedangkan KTSP dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut:
Ø Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
Ø Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Ø Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Ø Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Ø Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksana¬an permendiknas no. 22 dan 23.
v Prinsip-prinsip KBK dan KTSP
a. Prinsip KBKMenyadari bahwa pengembangan kurikulum merupakan proses yang dinamis, maka penyusunan dan pelaksanaan KBK didasarkan pada sembilan prinsip, yaitu
1) keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur
2) penguatan integritas nasional
3) keseimbangan antara etika, logika, estetika, dan kinestika
4) kesamaan memperoleh kesempatan
5) abad pengetahuan dan teknologi informasi
6) pengembangan kecakapan hidup (life skill)
7) belajar sepanjang hayat
8) berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif
9) pendekatan menyeluruh dan kemitraan.

Prinsip-prinsip tersebut dikembangkan dan diterapkan dalam rangka melayani dan membantu siswa mengembangkan dirinya secara optimal, baik dalam kaitannya dengan tuntutan studi lanjut, memasuki dunia kerja, maupun belajar sepanjang hayat secara mandiri dalam masyarakat.
b. Prinsip KTSPHampir sama dengan KBK, KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut:
1) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
2) beragam dan terpadu
3) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4) relevan dengan kebutuhan kehidupan
5) menyeluruh dan berkesinambungan
6) belajar sepanjang hayat
7) seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
v Karakteristik Utama KBK dan KTSPDepdiknas (2002) mengemukakan hahwa kurikulum berbasis kompetensi memiliki karakristik sebagai berikut:
1) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal
2) Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman
3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi
4) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif
5) Penilaian menekanhan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan suatu pencapaian suatu kompetensiLebih lanjut, dari berbagai sumber sedikitnya dapat diidentifikasikan enam karakteristik kurikulum berbasis kompetensi, yaitu:
ü sistem belajar dengan modul
ü menggunakan keseluruhan sumber belajar
ü pengalaman lapangan
ü strategi individual personal
ü kemudahan belajar dan
ü belajar tuntas.
Berdasar pemahaman tersebut, KBK dan KTSP dikembangkan berdasarkan beberapa karakteristik atau ciri utama. @MA-TEC (2001) misalnya, berfokus pada tiga ciri utama, yaitu
ü berpusat pada siswa (focus on learners)
ü memberikan mata pelajaran dan penga¬laman belajar yang relevan dan kontekstual (provide relevant and contextualzed subject matter) dan
ü mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa (develop rich and robust mental models) (@MATEC, 2001). Dengan demikian, KBK dan KTSP setidaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Berbasis kompetensi dasar (curriculum based competencies), bukan materi pelajaran
2) Bertumpu pada pembentukan kemampuan yang dibutuhkan oleh siswa (developmentally-appropriate practice), bukan penerusan mated pelajaran
3) Berpendekatan atau berpusat pembelajaran (learner centered curriculum), bukan pengajaran
4) Berpendekatan terpadu atau integratif (integrative curriculum atau learning across curriculum), bukan diskrit
5) Bersifat diversifikatif, pluralistis, dan multikultural
6) Bermuatan empat pilar pendidikan kesejagatan, yaitu belajar memahami (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be oneself), dan belajar hidup bersama (learning to live together)
7) Berwawasan dan bermuatan manajemen berbasis sekofah.
1. Mengapa bahasa penting dalam kehidupan manusia?
2. Carilah berbagai pengertian dan istilah bahasa dengan memberikan contoh kalimatnya.
3. Jelaskan dengan contoh apa yang dimaksud dengan sistem bahasa.
4. Amati penggunaan bahasa dalam tiga konteks yang yang berbeda kemudian deskripsikan jenis ragam yang digunakan.
5. Bagaimana pendapatmu dengan bahasa prokem apabila dikaitkan dengan hakikat, fungsi, dan ragam itu sendiri.

Jawab:
1. Bahasa penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa berfungsi sebagai:
Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal-balik antar anggota keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat.
Fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan,emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembaca.
Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat, melalui bahasa seorang anggota masyarakat sedikit demi sedikit belajar adat istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku, dan etika masyarakatnya.
Fungsi kontrol sosial. Bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
Selain itu bahasa juga berfungsi sebagai alat komunikasi, antaralain:
Ø Fungsi instrumental, yakni bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu
Ø Fungsi regulatoris, yaitu bahasa digunakan untuk mengendalikan prilaku orang lain
Ø Fungsi intraksional, bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
Ø Fungsi personal, yaitu bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
Ø Fungsi heuristik, yakni bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu
Ø Fungsi imajinatif, yakni bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi
Ø Fungsi representasional, bahasa difungsikan untuk menyampaikan informasi
2. Beberapa pengertian dari istilah bahasa, antaralain
v Bahasa merupakan suatu sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan
Contoh: Ibu mencuci pakaian agar bersih dan sehat, tetapi air sanyonya mati sehingga tidak jadi mencuci pakaian
benda pakaian
tindakan mencuci
gagasan agar bersih dan sehat
keadaan air sanyonya mati
v Bahasa merupakan suatu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan (contoh: Perkataan, kalimat, dan lain-lain)
Contoh :
perkataan memang menyebalkan !
Kalimat tolong, cepat pergi dari ruangan ini !
3. Sistem bahasa memiliki lima hirearki satuan bahasa, yaitu:
o Kalimat terdiri dari beberapa kata yang digabungkan dan mempunyai kaitan antara satu kata dengan kata lainnya dan terdiri dari Subjek dan Predikat. Contoh: Nina telah menyelesaikan pekerjaannya.
o Klausa terdiri dari beberapa kata yang mempunyai arti. Klausa disebut juga anak kalimat dan tidak bisa berdiri sendiri. Terdiri dari Subjek dan Predikat dan memiliki kata penghubung: contoh : bahwa dia sudah menikah. Kedua kalimat diatas tidak bisa berdiri sendiri karena kata penghubung yang membuatnya tidak mempunyai makna yang tunta
o Phrasa (Frase) terdiri dari beberapa kata yang mengandung arti tertentu. Tidak ada Subjek dan Predikat. contoh: Buku bagus
o Kata (Word) Kata merupakan unsur utama pembentuk phrasa, klausa dan sentence. Terdapat dua unsur utama dalam kata, yairu kata dasar dan kata berimbuhan (akhiran, awalan atau sisipan). contoh : tangkap (kata) penangkapan (berimbuhan)
o Morfem adalah satuan terkecil dalam kata yang mengandung makna. contoh, morfem [-lah] dalam “Dialah yang mengambil buku”…..mengandung makna pengeras.
4. Contoh Penggunaan bahasa dalam tiga konteks yang berbeda :
ü Perkumpulan suku Dayak : termasuk ragam daerah dan bahasa lisan, yaitu logat dan dialek
ü Proses belajar mengajar di Sekolahan antara guru dan siswa : termasuk ragam pendidikan dan bahasa lisan, yaitu dapat bahasa baku atau tidak baku.
ü Kegiatan seminar : termasuk ragam pendidikan dan bahasa lisan, yaitu bahasa baku.
5. Bahasa prokem menurut pendapat saya yaitu bahasa gaul yang dipakai dan digemari oleh kalangan remaja digunakan sebagai sarana komunikasi selama kurun tertentu, menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya.
Kosakata bahasa prokem di Indonesia diambil dari kosakata bahasa yang hidup di lingkungan kelompok remaja tertentu. Pembentukan kata dan maknanya sangat beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainya. Bahasa prokem berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu, dengan menggunakan bahasa prokem, mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain.
Hakikat bahasa prokem : para kalangan remaja mempunyai kelompok-kelompok tertentu yang menggunakan bahasa prokem untuk berkomunikasi.
Fungsi bahasa prokem : ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya.
Ragam bahasa prokem : bergantung pada kreativitas pemakainya.

Sabtu, 18 September 2010

CARA MENGGUNAKAN KURIKULUM DAN PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

Juni 2, 2008 pukul 1:30 am | Ditulis dalam Tak Berkategori | Tinggalkan sebuah Komentar

Kurikulum sangat penting bagi masyarakat karena masyarakat harus menyerap lulusan sekolah sebagai hasil kurikulum yang telah mereka jalani dan mutu masyarakat banyak bergantung pada mutu kurikulum.
Orang tua semua terlibatd alam baik buruknya kurikulum sekolah, karena nasib anak mereka, masa depannya, perkembangannya sebagai manusia banyak yang ditentukan oleh kurikulum pemerintah tentu sangat berkepentingan tentang mutu kurikulum, karena kurikulumlah alat yang paling ampuh untuk membina bangsa dan negara untuk mempertahankan eksistensinya dalam persaingan bangsa di dunia.
Kurikulum tak kurang pentinya dengan anak didik sendiri, karena menyakut nasib dirinya, masa depan, cita-citanya menjadi manusia.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang cara menggunakan kurikulum serta peranan guru yang mempunyai peran sangat besar dalam penegmabngan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cara Menggunakan Kurikulum
Uraian tentang cara menggunakan kurikulum disini adalah bagaimana siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. Cara menggunakan kurikulum berkenaan dengan proses mencapai tujuan. Sedangkan proses itu sendiri bertalian dengan bagaimana pengalaman belajar atau isi kurikulum diorganisasi.
Organisasi kurikulum merupakan suatu cara menyusun bahan-bahan atau pengalaman belajar yang ingin dicapai. Setiap bentuk organisasi mewarnai jenis, bahan, urutan serta cara mempelajari.
Oleh sebab itu bentuk kurikulum dan organisasinya menekankan pada aspek tertentu, maka proses belajar untuk mempelajari bahan berbeda. Pembahasan tentang cara menggunakan kurikulum didasarkan pada organisasi kurikulum.
Kriteria pola organisasi kurikulum yang efektif menurut Tyler :
1. Berkesinambungan
Kesinambungan menunjukkan kepada pengulangan kembali unsur utama kurikulum secara vertikal.
2. Urutan bahan
Urutan mempunyai hubungan dengan kesinambungan dengan kriteria ini dimaksudkan bahwa isi kurikulum diorganisasi dengan cara mengurutkan bahan pelajaran sesuai tingkat kedalaman/keluasan yang dimiliki.
3. Keterpaduan bahan
Keterpaduan menunjukkan hubungan horizontal pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum organisasi. Pengalaman belajar dapat membantu siswa memperoleh pengalaman itu dalam satu kesatuan.
Contoh : menghitung Matermatika dapat diterapkan dalam mata pelajaran IPA, IPA, dan lain-lain. Jadi pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang diperoleh dapat diterapkan dalam bebragai bidang.
B. Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum
Guru adalah titik sentral suatu kurikulum berkat usaha guru, maka timbul kegairahan belajar siswa. Sehingga memacu belajar lebih keras untuk mencapai tujuan belajar mengajar yang bersumber dari tujuan kurikulum, untuk itu guru perlu memiliki ketrampilan belajar mengajar. Penguasaan ketrampilan tersebut bergantung pada bahan yang dimilikinya dan latihan keguruan yang telah dialaminya.
Keberhasilan belajar mengajar antar alain ditentukan oleh kemampuan kepribadiannya. Guru harus bersikap terbuka dan menyentuh kepribadian siswa. Guru perlu mengembnagkan gagasan secaa kreatif, memiliki hasrat dan keinginan serta wawasan intelektual yang luas. Guru harus yakin terhadap potensi belajar yang dimiliki oleh siswa.
Hal-hal yang perlu dikuasai guru; guru perlu memahami dan menguasai banyak hal agar pelaksanaan pengajaran berhasil, guru juga harus mau dan mampu menilai diri sendiri secara terus menerus dalam kaitannya dengan tingkat keberhasilan dan pelaksanaan pengajarannya. Guru harus menguasai bahan pengajaran sesuai jenjang kelas yang diajarnya, menguasai strategi pembelajaran yang berguna untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa dan guru juga harus menjadi suri tauladan bagi siswanya dan memberikan hal-hal yang bermakna bagi perkembangannya kelak.
Sedangkan Depdikbud (1980) telah merumuskan kemampuan yang harus dimiliki seorang guru, yaitu :
1. Kemampuan Profesional, yang mencakup :
a. Penguasaan materi pelajaran
b. Penguasaan landasan dan wawasan kependidikan
c. Penguasaan proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran.
2. Kemampuan Ssoial
3. Kemampuan Personal
a. Penampilan sikap
b. Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai yang seyogyanya dimiliki guru.
c. Penampilan upaya menjadikan dirinya sebagai contoh bagi siswanya.
Pengembangan kurikulum dari segi pengelolaannya dibedakan antara yang bersifat sentralisasi dan desentralisasi.
1. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi
Disini guru tidak mempunyai peranan dalam perancangan, dan evaluasi yang bersifat makro, mereka berperan dalam kurikulum mikro. Kurikulum makro disusun oleh tim khusus, guru menyusun kurikulum dalam jangka waktu 1 tahun, atau 1 semester. Menjadi tugas guru untuk menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat memilih dan menyusun bahan pelajaran sesuai kebutuhan, minat dan tahap perkembangan anak, memiliki metode dan media mengajar yang bervariasi, kurikulum yang tersusun sistematis dan rinci akan memudahka guru dalam implementasinya.
2. Peranan guru dalam pengembangan kurikulum desentralisasi
Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah. Pengembangan kurikulum ini didasarkan atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan sekolah tersebut. Jadi kurikulum terutama isinya sangat beragam, tiap sekolah punya kurikulum sendiri. Peranan guru lebih besar daripada dikelola secara sentralisasi, guru-guru turut berpartisipasi, bukan hanya dalam penjabaran dalam program tahunan/semester/satuan pengajaran, tetapi did alam menyusun kurikulum yang menyeluruh untuk sekolahnya. Di dini guru juga bukan hanya berperan sebagai pengguna, tetapi perencana, pemikir, penyusun, pengembang dan juga pelaksana dan evaluator kurikulum.

BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cara menggunakan kurikulum/pola organisasi kurikulum yang efektif menurut Tyler ada 3, yaitu :
1. Berkesinambungan
2. Urutan bahan
3. Keterpaduan bahan
Kemudian perans seorang guru dalam pengembangan kurikulum cukup penting baik di dalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Dia adalah perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Dr. Oemar, 1992. Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum. Bandung: Mandar Maju.
Syaodih, Nana, 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ali, Muhammad. Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru.

Senin, 13 September 2010

pengembangan pkn SD

NAMA : BUNGA APRILIANA
KELAS : G
NIM : 292008119

1. Nama lembaga non formal yaitu keluarga, yang menjadi pembelajarnya orangtua dan anak – anak.
Nama lembaga formal yaitu sekolah, yang menjadi pembelajarnya guru, siswa, dan semua orang yang terlibat didalamnya.
Nama lembaga informal yaitu masyarakat, yang menjadi pembelajarnya semua orang yang menjadi masyaraakat, misalnya orangtua, guru, siswa, pak RT, bu RT, pak Lurah, bu Lurah, pak Camat, bu camat, pedagang, petani, dll.
2. Menurut Thorndike : cara belajar manusia dan binatang pada dasarnya sama, karena belajar pada dasarnya terjadi melalui pembentukan asosiasi antara stimulus dan respon. Terjadinya asosiasi stimulus dan respon berdasar tiga hukum, yaitu:
· Hukum kesiapan:
a. seseorang berkeinginan untuk bertindak dan keinginan tersebut dilaksanakan, maka dia akan puas dan tidak melakukan tindakan yang lain.
b. Seseorang berkeinginan untuk bertindak dan keinginan tersebut tidak dilaksanakan, maka dia tidak puas dan akan melakukan tindakn yang lain.
c. Jika seseorang tidak mempunyai keinginan untuk bertindak, tetapi dia melakukan tindakan itu, maka merasa tidak puas dan akan melakukan tindakan lain.
· Hukum latihan: berprinsip pada latihan (pengulangan), jika guru memberikan latihan (S) dan siswa menjawaabnya (R), maka prestasi belajar siswa pada pelajaran tersebut akan meningkat.
· Hukum akibat, yang menunjukan bahwa jika suatu hubungan dapat dimodifikasi seperti halnya hubungan antara stimulus dan respon, diikuti oleh peristiwa yang diharapkan, maka kekuatan hubungan yang terjadi semakin meningkat. Sebaliknya, jika kondisi peristiwa yang tidak diharapkan mengikuti hubungan tersebut, maka kekuatan hubungan yang terjadi semakin berkurang.
Kesimpulan: “ seseorang akan melakukan pekerjaan jika hasil pekerjaan itu akan memberikan rasa menyenangkan dan memuaskan. Sebaliknya, jika hasil tersebut tidak membawa dampak menyenangkan dan memuaskan, maka seseorang tidak akan melakukan pekerjaan tersebut”
Jika dikaitkan dengan pelajaran PKn di SD, maka teori Thorndike cocok digunakan untuk kelas satu, karena mereka akan merasa senang jika mendapat hadiah dari gurunya/ganjaran.
Menurut Skinner: belajar ialah suatu proses atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Skinner berpendapat bahwa ganjaran merupakan salah satu unsur yang penting dalam pembelajaran, inilah yang membedakan Skinner dengan Thordike jika Thordike menggunakan istilah “Ganjaran” manaka Skinner menggunakan istilah “penguatan”. Ganjaran itu sesuatu yang menyengkan, sedangkan penguatan yaitu seseatu yang mengakibatkan meningkatnya suatu respon tertentu.
Penguatan itu terbagi menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif.
v Penguatan positif: cenderung meningkatkan pengulangan tingkah laku
v Penguatan negatif: cenderung menguatkan tingkah laku
Skinner membedakan respon menjadi dua macam, yaitu:
ü Respondent conditioning: respon yang diperoleh dari beberapa stimulus yang teridentifikasi , bersifat relatif tetap, dan efektif jika respon timbul karena kehadiran stimulus tertentu.
ü Operant conditioning: suatu respon terhadap lingkungan yang diikuti oleh stimulus-stimulus tertentu.
Teori skinner sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan, khususnya dalam lapangan metodologi dan teknologi pembelajaran.

Menurut Gagne: terjadinya belajar seseorang karena dipengaruhi faktor dari luar dan faktor dari dalam diri orang tersebut dimana keduanya saling berinteraksi.
v Faktor dari luar (eksternal) : stimulus dan lingkungan dalam acara belajar
v Faktor dari dalam (internal) : faktor yang menggambarkan keadaan dan proses kognitif /pengetahuan siswa.
Menurut gagne, ada tiga tahap dalam belajar yaitu:
1) Persiapan untuk untuk belajar dengan melakukan tindakan mengaraahkan perhatian, penghargaan, dan mendapatkan kembali informasi
2) Pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi), yang digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantik, pembangkitan kembali, respon, dan penguatan.
3) Alih belajar yang mengisyaratkan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum.
Dalam pembelajaran PKn, kegiatan seperti performansi dan alih belajar sangat diperlukan.



3. Selain guru yang kreatif, dalam pembelajaran juga diperlukan materi yang bermakna bagi siswa, hal ini menjadikan proses belajar mengajar menjadi balance(seimbang). Terdapatnya guru yang kreatif, siswa yang interaktif juga, serta materi yang bermakna akan menjadikan pembelajaran menjadi lancar dan menyenangkan. Hal ini sangat berhubungan erat pada teori ausubel yaitu pada point “materi pembelajaran yang bermakna”
Ausubel berpendapat bahwa: keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh kebermaknaan bahan ajar yang dipelajari. Suatu bahan ajar, informasi, atau pengalaman baru seseorang akan bermakna jika pengetahuan yang baru dikenal itu dapat disusun sesuai dengan strukturr kognitif yang dimilikinya. Jika demikian, orang tersebut dapat dengan mudah mengaitkan pengetahuan baru dengan stuktur kognitif yang dimilikinya. Ausubel menggunakan istilah “ pengatur lanjut” (advance organizers) dalam penyajian informasi yang dipelajari oleh peserta didi, agar belajar menjadi bermakna.
Pengatur lanjut itu terdiri dari:
o Bahan verbal di satu pihak
o Sesuatu yang sudah diketahui peserta didik di pihak lain
Dengan demikian, kunci keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa. Jadi, kebermaknaan bahan ajar sangat ditentukan oleh keterkaitannya dengan pengetahuan yang dimiliki anak didik, bukan dari proses mendapatkan pengetahuan tersebut. Sejalan dengan ini, pembelajaran PKn SD perrlu memperhatikan kebermaknaan.