Selasa, 07 Desember 2010

inilah negeriku







baik buruknya suatu bangsa ditentukan oleh akhlaq (budi pekerti) bangsa itu sendiri. Coba kita perhatikan lewat layar kaca, dan media-media cetak, rakyat ini ditunjukkan betapa rusaknya moral anak bangsa ini, seolah-olah tidak ada harapan untuk baik. Melihat kerusakan ini dari kalangan para pejabat, para wakil rakyat, sampai pada rakyat jelata.
Baru saja pada tanggal 17 Agustus 2010 kita memperingati hari kemerdekaan negeri ini yang ke-65. Jadi negeri kita sudah 65 tahun merdeka, tetapi kenyataannya sampai hari ini bangsa kita belum merdeka dari korupsi, belum merdeka dari hutang luar negeri, belum merdeka dari kemiskinan, juga dari ketidak adilan di bidang hukum.
Yang kita lihat, di sana-sini tampak manusia-manusia rakus pada harta dan pada jabatan. Kita saksikan di layar kaca, seorang Gayus pegawai golongan III bisa memiliki rumah mewah dan tabungan uang senilai 25 miliar rupiah, ternyata tidak hanya seorang Gayus. Di balik itu melibatkan beberapa oknum pejabat negara yang bersekongkol dalam kecurangan.
Yang menyedihkan lagi, para penegak hukum, Jendral berbintang pun saling tuding-menuding, melemparkan kesalahan, sampai ada sebutan “perang bintang”, ada juga istilah, “rekening gendut” yang dimiliki oleh para Jendral penegak hukum, “makelar kasus” (markus), “mafia peradilan”, dan macam-macam jenis kejahatan yang lain.
Perampokan pada Bank yang masih segar di ingatan kita, triliunan rupiah dirampok oleh oknum manusia yang tidak bertanggungjawab, belum dapat diusut dengan tuntas (Bank Century), muncul perampokan-perampokan lagi di beberapa tempat, yakni : Bank, Toko Emas dan SPBU di berbagai daerah, dilakukan dengan kekerasan, dengan senjata tajam, bahkan dengan senjata api. Perampok tidak egan-segan menembak mati seorang Brimob yang bertugas dan dua Satpam luka parah akibat tertembak oleh perampok tersebut (di Medan, Sumatera Utara). Mereka melakukan perampokan dengan kekerasan, mungkin karena tidak bisa melakukan perampokan dengan tenang-tenang, dan diam-diam di balik meja, karena tidak mempunyai kedudukan, tetapi hakikatnya adalah sama-sama perampok, hanya beda caranya saja.
Itu semua gambaran manusia-manusia yang rakus pada harta, dengan cara apapun mereka lakukan, asalkan dapat meraih yang diinginkan, tidak takut dosa lagi. Demikian pula manusia-manusia yang rakus dan ambisi pada suatu jabatan/kedudukan. Hampir setiap ada pemilihan kepala daerah (Pilkada) di negeri ini, pasti terjadi kerusuhan, karena yang muncul juga kebanyakan manusia-manusia yang rakus/ambisi pada jabatan tersebut.
Maka terjadilah berbagai macam kecurangan oleh para calon beserta para pendukungnya, dengan melakukan suap-menyuap dan intimidasi. Adalagi lagi istilah “serangan fajar” menjelang detik-detik hari H, sehingga seorang calon pimpinan daerah berani kehilangan milyaran rupiah untuk menang dalam pilkada tersebut.
Akibatnya bagi yang kalah lalu marah dan membuat kekacauan. Bagi yang menang, jangan diharap bisa menjadi pemimpin daerah yang baik, karena modal yang dikeluarkan sudah terlalu banyak, maka dia pasti akan berusaha mengembalikan modalnya, dengan cara apa kalau tidak dengan curang ? Baru-baru ini kita saksikan lewat layar kaca pilkada di Tual (Maluku), terjadi kerusuhan hingga ada seorang wartawan yang dikeroyok masa sampai tewas.
Oleh karena itu saya serukan dengan semangat kemerdekaan, kita bangkit, bebaskan negeri ini dari korupsi, kita bebaskan dari ketidak adilan, kita bebaskan dari kemiskinan, dan kita bebaskan dari semua bentuk kedhaliman, baik itu yang dilakukan oleh bangsa sendiri atau oleh bangsa asing. Kita angkat harga diri bangsa ini, kita prioritaskan perbaikan akhlaq (budi pekerti). Kalau akhlaq (budi pekerti) bangsa itu baik, bangsa ini akan menjadi baik, semua bentuk kejahatan seperti yang disebutkan di muka pasti hilang. Akan tetapi kalau akhlaq (budi pekerti) bangsa ini tidak baik, jangan harapkan bangsa ini akan baik.
Rusaknya bangsa ini tentu tidak kita harapkan. Oleh karena itu keadaan yang begini sudah tidak saatnya lagi kita saling melemparkan kesalahan pada orang lain, tetapi haruslah kita akui, ini adalah kesalahan kita bersama. Maka untuk membangun harus kita bangun bersama, dimulai dari diri kita masing-masing, keluarga kita, kerabat-kerabat dekat kita, meluasnya kepada masyarakat bangsa ini.

kami adalah kelas G, angkatan 2008 UKSW.













Kamis, 02 Desember 2010

Deklamasi dan pementasan karya sastra anak-anak

1. Jelaskan perbedaan antara baca puisi dan deklamasi puisi!
2. Unsure apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam deklamasi puisi dan bagaimana perbedaan antara unsur penilaian tersebut?
3. Pilihlah salah satu puisi yang Anda senangi berikut ini untuk dideklmasikan!
Jawab:
1. Perbedaan baca puisi dengan deklamasi puisi, antara lain:
a) baca puisi si pembaca memegang naskah puisi, sedangkan deklamasi tidak memegang naskah puisi sehingga dapat berkonsentrasi dengan baik melakukan gerak jasmaniah secara bervariasi.
b) pada baca puisi, jumlah dan panjang puisi yang dibaca lebih banyak dan panjang daripada deklamasi.
c) pada baca puisi faktor suara atau intonasi banyak berperan, sedankan dalam deklamasi disamping intonasi juga faktor mimic dan getsur atau gerak jasmaniah.
d) baca puisi relative untuk diri sendiri dan orang lain, sedangkan deklamasi semata-mata untuk orang lain.
2. Unsure yang perlu diperhatikan dalam deklamasi yaitu
a) aspek interprestasi, meliputi; visi, artikulasi, dan intonasi.
b) aspek presentasi, meliputi; vocal, gestur atau gerak, tekanan, volume suara, ekspresi mimik.
c) aspek pemahaman dan penghayatan tentang makna, suasana penuturan, sikap pengarang, dan intense pengarang.
d) aspek pemapaparan yang meliputi; kulitas ujaran, tempo, durasi, pelafalan, ekspresi wajah, kelenturan tubuh, dan konversi.
Sasaran penilaian deklamasi di atas adlah untuk orang dewasa. Yang diperlukan adalah aspek penilain untuk keperluan deklamasi anak usia sekoalah dasar. Namun demikan, aspek penilaian diatas tetap dijadikan acuan, hanya saj mengalami penyederhanaan.
Perbedaan penilaian deklamasi puisi untuk keperluan anak usia sekolah dasar adalah terdiri atas lima aspek yaitu
No Aspek penilaian Perbedaan aspek penilaian Contoh
1 Pelafalan  Pelafalan yang dimaksud adalah pelafalan bunyi vocal, konsonan secara cepat.
 Menyangkut dengan masalh kejelasan, yakni pelafalan bunyi vocal, konsonan, dengan volume suara yang jelas dan sempurna.  minum tidak diucapakn minung tetapi minum.

 vocal /u/ dilafalkan dengan suara yang keras atau jelas dengan bentuk mulut yang tidak setengah maju.

2 Intonasi  Intonasi yang dimaksud dalam deklamasi puisi bukan hanya berkaitan dengan aspek panjang, pendeknya suara (tempo), tinggi rendahnya suara (nada) melainkan juga keras lembutnya suara (tekanan) dan perhatian suara sejenak (jeda) pada saat mendeklamasikan larik atau bait puisi.  Puisi yang bersusana marah atau tegas seperti puisi kepahlawanan, intonasinya yaitu nada tinggi, tempo cepat, dan tekan keras
 Puisi yang bersuasan gembira seperti puisi yang mendeskripsikan suasana alam, intonasinya yaitu; nada sedang ( tidak tinggi dan tidak rendah, tempo sedang, dan tekanan sedang)
3 Ekspresi wajah (mimik)  Mimik merupakan perubahan raut wajah sesuai konteks makna dan suasana puisi yang dibaca.
 Penampakan mimik yang tepat merupakan cerminan dari tingkat pemahaman dan penghayatan makna dan suasana penuturan dan sikap pemgarang karya sastra tersebut.  Mimik sedih: wajah tampak suram, pandangan mata kelihatan sayu, bibir mengatup rapat.
 Mimik marah: mata membelalak, tampak galak, dahi berkerut.
 Mimik gembira: pandangan mata bercahaya, muka brbinar-binar, bibir merekah tersenyum.
4 Gesture (kelenturan tubuh)  Kemampuan pembaca menguasai anggota utbuh dalam menggerakkan secara lentur, refleks namun kelihatan wajar dan alamiah sebagai sarana penunjang.
 Gesture atau gerak jasmaniah harus selalu sejalan denganpemaparan intonasi dan perasaan pembaca.  Saat membaca larik puisi ‘laut yang dalam’, tangan menunjuk ke bawah cecara lentur dan refleks.
 Saat membaca larik puisi ‘hutan yang lebat’ tangan bergerak seperti menggambar lingkaran secara lentur dan refleks.
5 Konversasi  Berdeklamasi dihadapan khalayak penonton secara langsung pada hakikatnya sedang berkomunikasi dengan penikmat sendiri.
 Deklamator selayaknya memperhatikan sikap yang dapat menumbuhkan suasana simpatik dan keakraban antara dirinya dengan kalayak penonton.  Penciptaan kontak lewat pandangan mata, pengaturan posisi tubuh, pengaturan gerak-gerik tubuh secara wajar.







3. Saya memilih puisi “ Engkau Yang Berjasa ” dari Harian Pedoman Rakyat, 22 April 2004

Engkau Yang Berjasa
S. Pebriani
Kupuji tugasmu
Kuhormati dirimu
Kukagumi ketabahanmu
Kuhargai pengabdianmu
Hidupmu yang penuh kesederhanaan
Hatimu yang penuh keikhlasan
Kata-katamu yang berisi nasihat dan saran
Bagaikan pelita di dalam kegelapan
Engkaulah pahlawan tanpa tanda jasa
Engkaulah penunjang kemajuan bangsa
Engkau sumbangkan jiwa dan raga
Untuk tanah air tercinta
Guru….
Betapa mulia tugasmu
Tanpa keikutsertaanmu
Tak mungkin negaraku maju






1. Ada berapa macam teknik yang perlu dikuasai sebelum tampil di atas pentas? Sebutkan dan jelaskan satu demi satu.
2. Jelaskan 4 jenis dasar-dasar penguasaan panggung yang harus dimiliki oleh seorang pemain drama.
3. Pementasan drama didukung oleh berbagai tata artistik : musik, rias wajah, busana, dan cahaya, suara (sound system). Jelaskan tata artistik tersebut menurut pemahaman Anda.
4. Sutradara memiliki peran vital terhadap keberhasilan suatu pementasan drama. Kemukakan peran sutradara tersebut.
5. Bentuklah kelompok di kelasmu lalu Anda pentaskan drama tiga babak secara kelompok berikut ini.
Jawab:
1. 5 (lima), yaitu:
a. Teknik muncul
Cara pemain memunculkan diri pada saat tampil pertama kalinya di atas pentas dalam satu drama babak tau adegan. Pemunculan tersebut memberi kesan pada para penonton sesuai peran yang dimainkan. Jika memainkan seorang guru, maka dia harus memperlihatkan diri sebagaimana layaknya seorang ustadz, berpakaian seragam guru dengan tutur kata yang sopan, dengan pembawaan yang wibawa.
b. Teknik memberi isi
Pengucapan suatu kalimat dengan penekanan makna tertentu melalui tempo, nada, dan dinamik.
c. Teknik pengembangan
Teknik membuat drama bergerak dianamis menuju klimaks atau drama tidak datar. Teknik pengembangan terbagi atas beberapa teknik yang intinya penggunaan pengucapan dan jasmaniah.
• Teknik pengembangan pengucapan yaitu menaikan volume suara atau sebaliknya, menaikkan tinggi nada suara atau sebaliknya, menaikkan kecepatan tempo suara atau sebaliknya.
• Teknik pengembangan jasmaniah yaitu menaikan posisi jasmaniah, dari duduk menjadi berdiri lalu berjongkok dan seterusnya. Memalingkan kepala, tubuh atau seluruh tubuh. Berpindah tempat dari kiri ke kakan, dari belakang ke depan. Ekspresi wajah (mimik) untuk mencerminkan emosi tertentu, mata sendu, suram untuk mengekpresikan kesediahan.
d. Teknik miting
Teknik ini merupakan ketepatan hubungan antara gerakan jasmaniah dengan kata-kata atau kalimat yang diucapkan dalam waktu yang singkat dan sekejap, misalnya;
 bergerak sebelum mengucapkan kata-kata tertentu, seperti mata melotot “pergi dari sini!”
 bergerak sambil mengucapkan sesuatu seperti melotot sambil mengucapkan “pergi dari sini!”.
 Bergerak setelah mengucapkan sesuatu seperti ini “pergi dari sini!”.
e. Teknik penonjolan
Teknik dimana seorang pemain harus memahami pada bagian mana suatu kalimat yang perlu ditonjolkan pada saat diucapkan. Seterusnya pada bagian mana dalam suatu adegan/babakyang perlu ditonjolakan. Hal ini agar penonton dapat menikamati pamentasan dengan penuh keharuan.
2. Dasar –dasar penguasaan panggung yang harus dimiliki oleh seorang pemain drama yaitu :
a. Penguasaan vokal seorang calon pemain drama harus menguasai pelafalan bunyi konsonan dan vokal sesuai artikulasinya secara tepat dan sempurna. Disertai suara yang jelas dan keras. Pengusaan vokal ini biasanya di tempat terbuka untuk mengulang-ulang vokal tertentu sampai sempurna pengucapannya.
b. Pengusaan mimik intonasi dasar.seorang calon pemain harus mengusai mimik dasar seperti mimik sedih, gembira, marah. Mimik marah ditandai dengan mata melotot, muka kemerah-merahan, kening berkerut. Mimik sedih ditandai dengan wajah suram. Pandangan mata sayu, dan mulut tertutup. Sedangkan mimik gembira ditandai muka yang bercahaya, mata bersinar, mulut tersenyum. Disamping itu mimik harus pula menguasai intonasi dasar rendah; tempo lambat, nada rendah, tekanan lembut. Intonsi marah; tempo cepat, nada tinggi, tekanan keras. Intonasi gembira; tempo,nada, tekanan bersifat sedang. Mimik dan intonasi sangat mendukung peran yang dimainkan.
c. Pengusaan kelenturan tubuh. Tubuh seorang pemain drama harus lentur atau elastis sehingga dalam memainkan peran tertentu tidak kelihatan kaku. Untuk mencapai penguasaan tubuh yang elastis, perlu melakukan serangkaian gerakaan seperti berlari cepat dalam jarak dekat, bolak-balik ke utara, selatan, timur, barat, ke segala penjuru. Berlajan dengan menggambarkan perasaan sedih, jalan kepayahan membayangkan berjalan di padang pasir hingga jatuh bergulingan, dst.
d. Penguasaan pemahaman watak peran. Suatu peran menjadi hidup bila aktornya memiliki penguasaan pemahaman dan pengahayatan watak peran yang tepat. Untuk memperoleh watak peran yang tepat, perlu mengadakan analisis peran berdasarkan naskah, seperti; memahami alur cerita, pengenalan, permasalahan, klimaks, dan penyelesaian lalu mencatat peran yang akan dimainkan. Wataj tersebut dibayangkan sedalam-dalamnya sehingga pada saat memainkan peran tersebut, watak pribadi aktor berganti dengan watak peran yang semestinya diperankan.
e. Penguasaan pemanggungan. Sebagai suatu yang harus dimiliki oleh setiap pemain drama, antaralain berkaitan dengan :
 teknik muncul pada saat pertama kali aktor tampil di panggung sesuai peran yang dimainkan pemunculan itu berfungsi memberi kesan simpati bagi penonton.
 Bloking, yakni penguasaan masing-masing aktor tentang daerah gerakannya diatas panggung sehingga panggung kelihatan tak berat sebelah.
 Penguasaan cahaya dan bunyi yakni aktor perlu penguasaan menyesuaikan diri dengan perubahan cahaya dan bunyi (soundsistem) di atas panggung.
3. Menurut saya, yang dimaksud tata artistik:
a. Musik merupakan iringan ilustrasi yang mengatur suatu adegan /babak sehingga peristiwa yang digambarkan semakin hidup dan menarik penonton.
b. Tatarias wajah merupakan salah satu bagian yang membantu mengubah aktor muda memerankan aktor yang kelihatan tua, atau sebaliknya. Aktor yang sehat, kelihatan sakit, dll.
c. Busana merupakan salah satu bagian yang membantu memberikan nilai keindahan, efek visual yang menarik saat pementasan.
d. Cahaya merupakan salah satu bagian yang membantu permaianan dalam menggambarkan peristiwa tertentu, seperti malam, siang, sore, selain itu dapat membantu pada saat menjelang memasuki pembukaan lampu panggung padam saat layar ditutup.
e. Suara (soundsystem). Dengan seni artistik yang baik, suara musik, dialog pemain akan terdengar jernih, jelas, dan menarik.
4. Peran sutradara yaitu:
a. Memilih naskah bermutu
Sutradara memilih naskah bermutu dengan berlandaskan pada:
 nilai filsafat, yakni naskah tersebut mengandung perenungan hakiki.
 segi artistik, yakni naskah tersebut memiliki nilai estetis yang tinggi.
 segi etishumanistik, yakni naskah tersebut memiliki niali moral yang dapat memperkaya rokhani penonton.
 segi komersil yakni naskah memiliki daya minat yang mampu memancing penonton.
b. Menentukan penafsiran naskah
Naskah yang kan dipentaskan harus sesuai keinginan penafsiran sutradara berdasarkan naskah. Semua akting dan dialog merupakan anjuaran atau persetujuan sutradara karena berhasil atau gagalnya banyak ditentukan oleh kreatifitas, etos kerja, dan tanggungjawabnya.
c. Memilih aktor
Berdasarkan hasil penafsiran terhadap naskah, sutradara memilih dan menentukan aktor sesuai postur tubuh, umur, dan jenid kelamin serta keahlian tokoh yang diinginkan dalam naskah.
d. Melatih aktor
Setelah memilih aktor, tugas sutradara adalah menentukan jadwal latihan untuk melatih aktor . Kepiawian aktor dalam memainkan peraan yang diembannya sebagai prapementasan final.
e. Bekerja sama dengan tim
Sutradara juga harus mampu menentukan tim yang dapat membantunya mempersiapkan tata artistik : sinar, rias wajah, busana, musik, panggung. Tim tersebut harus mempunyai jiwa kreatif dan semangat kerja yang tinggi.

Apresiasi Sastra Anak – Anak Secara Reseptif Dan Produktif


  1. Baca puisi berikut lalu kemukakan nilai keindahan (emotif) yang anda rasakan sebagai latihan untuk mempermantap pemahaman Anda tentang penerapan pendekatan emotif

DESAKU
Hagu
Sebuah nama selalu merdu
Di telingaku
Di relung qalbuku
Setiap waktu
Alammu
Nyiurmu
Pantaimu
Memanggil daku selalu
Agar selamanya dekat di sisimu
Di pagi dan di siang
Kuayun kaki menuntut ilimu
Bersama teman-temanku
Lewat jalan berliku
Dinaungi pepohonan rindang
Karena itu aku bertekad
Akan selalu memeliharamu
Akan selalu menjagamu
Akan selalu melindungi
Selama nafas dalam jasad
Jawab:
1. Setelah saya membaca dan mencermati puisi di atas saya menyimpulkan bahwa larik demi larik terasa niali keindahan bentuknya, khususnya dari segi persamaan bunyi /u/ pada akhir larik.
Hagu
Sebuah nama selalu merdu
Di telingaku
Di relung qalbuku
Setiap waktu
Alammu
Nyiurmu
Pantaimu
Memanggil daku selalu
Agar selamanya dekat di sisimu
…………………………………..
Kemudian pada larik
………………………………
Di pagi dan di siang
Kuayun kaki menuntut ilimu
Bersama teman-temanku
Lewat jalan berliku
Dinaungi pepohonan rindang
Karena itu aku bertekad
Akan selalu memeliharamu
Akan selalu menjagamu
Akan selalu melindungi
Selama nafas dalam jasad



Jika dicermati maka ada keindahan irama (nada, tempo, tekanan), keindahan pilihan kata dan keindahan pengungkapan janji bertekad akan selalu memelihara, menjaga, dan melindungi desa si penulis puisi selama nafas dalam jasad.

2. Bacalah puisi berikut ini lalu kemukakan minimal 5 pesan yang terkandung di dalamnya.



Kakekku
Carollah Indah C.
Kakekku
Aku sayang padamu
Aku suka dongengmu
Aku senangi penampilanmu
Aku bangga kepribadianmu
Tapi itu dulu
Kini tak kudengar lagi
Semua dongengmu
Tawa caandamu
Kini yang kulihat
Hanya batu nisan yang kokoh
Sekokoh dirimu
Ya allah, ya robbi
Ampunilah dosa kakekku
Balaslah amal ibadahnya dengan surgamu
Jawab :
2. Setelah saya membaca puisi ini berulang-ulang lalu mencermati bait demi bait, larik demi larik lalu maka, nasihat yang dapat saya peroleh yaitu:
a) Sebagai seorang cucu kita memang harus menyayangi kakek kita bukan membencinya
b) Kita juga harus dapat menyukai penampilan kakek kita,.
c) Siapaun yang punya kakek kita harus bangga karena kepribadiannya, dia menjadi sumber inspirasi dan motivasi.
d) Mengingat kakek kita yang telah tiada seperti dongengnya, canda tawanya, merupakan hal yang baik karena dia merupakan bagian dalan hidup kita.
e) Meski kakek kita telah tiada serta tidak dapat menemani hari-hari kita, tapi kita harus tetap mendoakannya agar diterima semua amal ibadahnya di sisi yang Kuasa.
3. Setelah saya membaca “ Kartini oh kartini”, maka saya menyimpulkan bahwa:
a) Tema cerita “Kartini oh kartini” yaitu bahwa semua anak mempunyai kesempatan yang sama untuk menunjukan bakatnya, meski itu tidak biasa.
b) Latar cerita “ Kartini oh kartini” ini berlangsung didua tempat, yaitu di rumah Ocha dan di supermarket terbesar di Bandung.
c) Plot cerita “Kartini oh kartini”bersifat majudengan rangkaian cerita sebagai berikut.
• Pengenalan masalah : Ocha mengutarakan keinginannya mengikuti Pemilihan Putri Kartini Cilik ’97 di Supermarket terbesar di Bandung. Bukan lantaran takut tidak menang, tetapi lebih karena pembawaan Ocha yang tomboy.
• Permaslahan : Ocha yang jago taekwondo, pemegang ban hitam, sering menang di kejuaraan karate, dan paling suka pake celana dibanding rok, mau ikut pemilihan putri-putrian.
• Klimaks : Ocha diejek selly dan kawan-kawannya, sehingga membuat telinga Ocha merah, kemudian Ocha memperingatkan selly dan kawan-kawannya agar menjaga omongannya.
• Penyelasaian masalah : Mamanya Ocha sangat terharu saat para pemenang diumumkan, Ocha terpilih sebagai the best putri kartini cilik’97. Tetapi sesaat kemudian ada yang berteriak minta tolalong ada kecopetan, secepat kilat, Ocha mengangkat kain tinggi-tinggi, lantas tanpa menghiraukan penampilannya menerjang pencopet tadi. Tapi konde Ocha lepas, diambil mamanya. Ocha tidak merasa malu dan ditertawakan.
Dilihat dari bentuk alurnya, cerita “Kartini oh kartini” menggunakan alur maju karena peristiwa beranjak terus menerus ke depan. Sedangkan dilihat dari segi sifat alurnya menggunakan alur rapat karena seluruh peristiwa yang ditampilkan pelaku berpusat pada satu alur.
d. Penokohan
• Pelaku utama (protagonis) : Ocha, dengan sifat tomboy, cerdas, pemaaf, baik, percaya diri, cuek, dan santai.
• Pelaku antogonis : Selly, Teni, dan kawan – kawan, sifatnya iri, suka mengejek.
• Pelaku tambahan : Mama, dengan sifat baik, bikasana, kagetan.
Sisil, dengan sifat baik hati.
Ibu – Ibu yang tanya, sifatnya ramah.
Wartawan, dengan sifat baik.
e. Gaya penyampain
Gaya pengarang dalam menyajikan cerita menggunakan gaya yang berimbang dan moderat. Pengarang tidak hanya menggambarkan sesuatu yang bijaksana seperti mama, tapi juga keunikan Ocha yang tomboy tapi punya bakat lain yang terpendam yaitu keluwesan dalam berjalan di atas cat walk.

4. Parafrasekan puisi berikut ini menjadi prosa !
MENYESAL
Ali hasyim
Pagiku hilang melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi
Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di hari pagi
Kini hidup meracuni hati
Miskin ilmu miskin harta
Ah, apa guna kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma
Kepada yang muda kuharapkan
Atur barisan dipagi hari
Menuju ke arah padang bakti
Jawab:
MENYESAL
Suatu hari aku tak sengaja memandangi cermin di kamar tidurku. Aku merasa waktu begitu cepat berputar, entahlah yang ada kini aku termangu mengingat-ingat kemana diriku selama ini. Pagi hari yang indah, bersama semangat hidup baru sudah tak aku rasakan. Raut wajahku tak secantik dulu, tak seindah dulu, dan seelok dulu. Pagiku sudah berlalu, usiaku sudah tak semuda dulu. Sekarang yang ada hanya bayang – bayang akhir hayatku karena aku sudah cukup tua menjalani hidup ini.
Kemanakah aku dulu. Aku hanya bermalas-malasan, bersenang-senang, tidak sadar betapa pentingnya merencanakan masa depan dan meraih impian. Kini hidupku pun tak berarti sama sekali. Waktu itu, bapak dan ibuku berharap agar aku dapat kuliah dan mendapat pekerjaan yang layak, meskipun aku ini seorang wanita, tapi kedua orangtuaku berharap lebih kepadaku. Tetapi, aku justru tak menuruti nasihat mereka, aku bangkang mereka. Akhirnya aku menyesal. Ilmu tak dapat, harta pun tak puya. Malang benar nasibku ini.
Semua itu sudah berlalu, kini aku hidup di zaman baru. Zaman yang modern, semua serba hebat. Aku tak perlu takut, aku tak perlu menyesali semua itu. Meyesal di hari tua tidak ada gunanya. Seharusnya itu aku perbaiki saat aku masih muda, seharusnya aku dapat menjadi lebih baik lagi pada waktu itu. Tetapi, sudahlah semua itu hanya menambah luka di hati. Mungkin aku sudah tidak ada artinya untuk menyesal disaat ini. Oleh karena itu, aku berharap pada anak-anak bangsa sekalian, jangan samapai apa yang aku alami, kalian alami. Jangan sampai melakukan kesalahan untuk kedua kalinya. Kalaupun melakukan kesalahan, berushalah menjadi lebih baik. Dnegan hal-hal seperti itu, penyesalan tidak akan terjadi, aturlah hidup kalian menuju hal yang positif dn bermanfaat.
5. Perbaikilah puisi berikut sehingga menjadi puisi yang baik !
POHON KELAPA
Di sebuah padang yang cukup luas
Kau sedang tumbuh dengan begitu suburnya
Daun-daunmu rindang dan kelihatan hijau
Dengan batangmu yang berdiri kokoh dan besar
Serta akar serabutmu tertanam jauh di dalam tanah
Kau sekarang telah berbuah banyak
Ada yang sudah tua
Ada pula yang belum tua
Ada juga yang kecil
Buahmu yang aku buat minyak untuk menggoreng
Buah yang muda kubuat es kelapa sirop untuk diminum
Buahmu yang kecil aku buat menjadi obat penyakit
Kau memang tumbuhan banyak manfaat
Bagi keperluan hidup banyak orang

Jawab:
POHON KELAPA
Di padang yang luas
Kau tumbuh dengan suburnya
Daunmu rindang kehijauan
Elok batangmu kokoh besar
Serabut akarmu tertanam jauh ke tanah
Kini kau berbuah banyak
Ada yang tua
Ada pula yang muda
Ada juga yang kecil
Buah tuamu jadi miyak goreng
Buah mudamu jadi pelepas dahaga
Buah kecilmu jadi penolong
Kau memang luar biasa
Bagi semua orang