NAMA : BUNGA APRILIANA
KELAS : G
NIM : 292008119
1. Nama lembaga non formal yaitu keluarga, yang menjadi pembelajarnya orangtua dan anak – anak.
Nama lembaga formal yaitu sekolah, yang menjadi pembelajarnya guru, siswa, dan semua orang yang terlibat didalamnya.
Nama lembaga informal yaitu masyarakat, yang menjadi pembelajarnya semua orang yang menjadi masyaraakat, misalnya orangtua, guru, siswa, pak RT, bu RT, pak Lurah, bu Lurah, pak Camat, bu camat, pedagang, petani, dll.
2. Menurut Thorndike : cara belajar manusia dan binatang pada dasarnya sama, karena belajar pada dasarnya terjadi melalui pembentukan asosiasi antara stimulus dan respon. Terjadinya asosiasi stimulus dan respon berdasar tiga hukum, yaitu:
· Hukum kesiapan:
a. seseorang berkeinginan untuk bertindak dan keinginan tersebut dilaksanakan, maka dia akan puas dan tidak melakukan tindakan yang lain.
b. Seseorang berkeinginan untuk bertindak dan keinginan tersebut tidak dilaksanakan, maka dia tidak puas dan akan melakukan tindakn yang lain.
c. Jika seseorang tidak mempunyai keinginan untuk bertindak, tetapi dia melakukan tindakan itu, maka merasa tidak puas dan akan melakukan tindakan lain.
· Hukum latihan: berprinsip pada latihan (pengulangan), jika guru memberikan latihan (S) dan siswa menjawaabnya (R), maka prestasi belajar siswa pada pelajaran tersebut akan meningkat.
· Hukum akibat, yang menunjukan bahwa jika suatu hubungan dapat dimodifikasi seperti halnya hubungan antara stimulus dan respon, diikuti oleh peristiwa yang diharapkan, maka kekuatan hubungan yang terjadi semakin meningkat. Sebaliknya, jika kondisi peristiwa yang tidak diharapkan mengikuti hubungan tersebut, maka kekuatan hubungan yang terjadi semakin berkurang.
Kesimpulan: “ seseorang akan melakukan pekerjaan jika hasil pekerjaan itu akan memberikan rasa menyenangkan dan memuaskan. Sebaliknya, jika hasil tersebut tidak membawa dampak menyenangkan dan memuaskan, maka seseorang tidak akan melakukan pekerjaan tersebut”
Jika dikaitkan dengan pelajaran PKn di SD, maka teori Thorndike cocok digunakan untuk kelas satu, karena mereka akan merasa senang jika mendapat hadiah dari gurunya/ganjaran.
Menurut Skinner: belajar ialah suatu proses atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Skinner berpendapat bahwa ganjaran merupakan salah satu unsur yang penting dalam pembelajaran, inilah yang membedakan Skinner dengan Thordike jika Thordike menggunakan istilah “Ganjaran” manaka Skinner menggunakan istilah “penguatan”. Ganjaran itu sesuatu yang menyengkan, sedangkan penguatan yaitu seseatu yang mengakibatkan meningkatnya suatu respon tertentu.
Penguatan itu terbagi menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif.
v Penguatan positif: cenderung meningkatkan pengulangan tingkah laku
v Penguatan negatif: cenderung menguatkan tingkah laku
Skinner membedakan respon menjadi dua macam, yaitu:
ü Respondent conditioning: respon yang diperoleh dari beberapa stimulus yang teridentifikasi , bersifat relatif tetap, dan efektif jika respon timbul karena kehadiran stimulus tertentu.
ü Operant conditioning: suatu respon terhadap lingkungan yang diikuti oleh stimulus-stimulus tertentu.
Teori skinner sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan, khususnya dalam lapangan metodologi dan teknologi pembelajaran.
Menurut Gagne: terjadinya belajar seseorang karena dipengaruhi faktor dari luar dan faktor dari dalam diri orang tersebut dimana keduanya saling berinteraksi.
v Faktor dari luar (eksternal) : stimulus dan lingkungan dalam acara belajar
v Faktor dari dalam (internal) : faktor yang menggambarkan keadaan dan proses kognitif /pengetahuan siswa.
Menurut gagne, ada tiga tahap dalam belajar yaitu:
1) Persiapan untuk untuk belajar dengan melakukan tindakan mengaraahkan perhatian, penghargaan, dan mendapatkan kembali informasi
2) Pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi), yang digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantik, pembangkitan kembali, respon, dan penguatan.
3) Alih belajar yang mengisyaratkan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum.
Dalam pembelajaran PKn, kegiatan seperti performansi dan alih belajar sangat diperlukan.
3. Selain guru yang kreatif, dalam pembelajaran juga diperlukan materi yang bermakna bagi siswa, hal ini menjadikan proses belajar mengajar menjadi balance(seimbang). Terdapatnya guru yang kreatif, siswa yang interaktif juga, serta materi yang bermakna akan menjadikan pembelajaran menjadi lancar dan menyenangkan. Hal ini sangat berhubungan erat pada teori ausubel yaitu pada point “materi pembelajaran yang bermakna”
Ausubel berpendapat bahwa: keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh kebermaknaan bahan ajar yang dipelajari. Suatu bahan ajar, informasi, atau pengalaman baru seseorang akan bermakna jika pengetahuan yang baru dikenal itu dapat disusun sesuai dengan strukturr kognitif yang dimilikinya. Jika demikian, orang tersebut dapat dengan mudah mengaitkan pengetahuan baru dengan stuktur kognitif yang dimilikinya. Ausubel menggunakan istilah “ pengatur lanjut” (advance organizers) dalam penyajian informasi yang dipelajari oleh peserta didi, agar belajar menjadi bermakna.
Pengatur lanjut itu terdiri dari:
o Bahan verbal di satu pihak
o Sesuatu yang sudah diketahui peserta didik di pihak lain
Dengan demikian, kunci keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa. Jadi, kebermaknaan bahan ajar sangat ditentukan oleh keterkaitannya dengan pengetahuan yang dimiliki anak didik, bukan dari proses mendapatkan pengetahuan tersebut. Sejalan dengan ini, pembelajaran PKn SD perrlu memperhatikan kebermaknaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar