1. Jelaskan perbedaan antara baca puisi dan deklamasi puisi!
2. Unsure apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam deklamasi puisi dan bagaimana perbedaan antara unsur penilaian tersebut?
3. Pilihlah salah satu puisi yang Anda senangi berikut ini untuk dideklmasikan!
Jawab:
1. Perbedaan baca puisi dengan deklamasi puisi, antara lain:
a) baca puisi si pembaca memegang naskah puisi, sedangkan deklamasi tidak memegang naskah puisi sehingga dapat berkonsentrasi dengan baik melakukan gerak jasmaniah secara bervariasi.
b) pada baca puisi, jumlah dan panjang puisi yang dibaca lebih banyak dan panjang daripada deklamasi.
c) pada baca puisi faktor suara atau intonasi banyak berperan, sedankan dalam deklamasi disamping intonasi juga faktor mimic dan getsur atau gerak jasmaniah.
d) baca puisi relative untuk diri sendiri dan orang lain, sedangkan deklamasi semata-mata untuk orang lain.
2. Unsure yang perlu diperhatikan dalam deklamasi yaitu
a) aspek interprestasi, meliputi; visi, artikulasi, dan intonasi.
b) aspek presentasi, meliputi; vocal, gestur atau gerak, tekanan, volume suara, ekspresi mimik.
c) aspek pemahaman dan penghayatan tentang makna, suasana penuturan, sikap pengarang, dan intense pengarang.
d) aspek pemapaparan yang meliputi; kulitas ujaran, tempo, durasi, pelafalan, ekspresi wajah, kelenturan tubuh, dan konversi.
Sasaran penilaian deklamasi di atas adlah untuk orang dewasa. Yang diperlukan adalah aspek penilain untuk keperluan deklamasi anak usia sekoalah dasar. Namun demikan, aspek penilaian diatas tetap dijadikan acuan, hanya saj mengalami penyederhanaan.
Perbedaan penilaian deklamasi puisi untuk keperluan anak usia sekolah dasar adalah terdiri atas lima aspek yaitu
No Aspek penilaian Perbedaan aspek penilaian Contoh
1 Pelafalan Pelafalan yang dimaksud adalah pelafalan bunyi vocal, konsonan secara cepat.
Menyangkut dengan masalh kejelasan, yakni pelafalan bunyi vocal, konsonan, dengan volume suara yang jelas dan sempurna. minum tidak diucapakn minung tetapi minum.
vocal /u/ dilafalkan dengan suara yang keras atau jelas dengan bentuk mulut yang tidak setengah maju.
2 Intonasi Intonasi yang dimaksud dalam deklamasi puisi bukan hanya berkaitan dengan aspek panjang, pendeknya suara (tempo), tinggi rendahnya suara (nada) melainkan juga keras lembutnya suara (tekanan) dan perhatian suara sejenak (jeda) pada saat mendeklamasikan larik atau bait puisi. Puisi yang bersusana marah atau tegas seperti puisi kepahlawanan, intonasinya yaitu nada tinggi, tempo cepat, dan tekan keras
Puisi yang bersuasan gembira seperti puisi yang mendeskripsikan suasana alam, intonasinya yaitu; nada sedang ( tidak tinggi dan tidak rendah, tempo sedang, dan tekanan sedang)
3 Ekspresi wajah (mimik) Mimik merupakan perubahan raut wajah sesuai konteks makna dan suasana puisi yang dibaca.
Penampakan mimik yang tepat merupakan cerminan dari tingkat pemahaman dan penghayatan makna dan suasana penuturan dan sikap pemgarang karya sastra tersebut. Mimik sedih: wajah tampak suram, pandangan mata kelihatan sayu, bibir mengatup rapat.
Mimik marah: mata membelalak, tampak galak, dahi berkerut.
Mimik gembira: pandangan mata bercahaya, muka brbinar-binar, bibir merekah tersenyum.
4 Gesture (kelenturan tubuh) Kemampuan pembaca menguasai anggota utbuh dalam menggerakkan secara lentur, refleks namun kelihatan wajar dan alamiah sebagai sarana penunjang.
Gesture atau gerak jasmaniah harus selalu sejalan denganpemaparan intonasi dan perasaan pembaca. Saat membaca larik puisi ‘laut yang dalam’, tangan menunjuk ke bawah cecara lentur dan refleks.
Saat membaca larik puisi ‘hutan yang lebat’ tangan bergerak seperti menggambar lingkaran secara lentur dan refleks.
5 Konversasi Berdeklamasi dihadapan khalayak penonton secara langsung pada hakikatnya sedang berkomunikasi dengan penikmat sendiri.
Deklamator selayaknya memperhatikan sikap yang dapat menumbuhkan suasana simpatik dan keakraban antara dirinya dengan kalayak penonton. Penciptaan kontak lewat pandangan mata, pengaturan posisi tubuh, pengaturan gerak-gerik tubuh secara wajar.
3. Saya memilih puisi “ Engkau Yang Berjasa ” dari Harian Pedoman Rakyat, 22 April 2004
Engkau Yang Berjasa
S. Pebriani
Kupuji tugasmu
Kuhormati dirimu
Kukagumi ketabahanmu
Kuhargai pengabdianmu
Hidupmu yang penuh kesederhanaan
Hatimu yang penuh keikhlasan
Kata-katamu yang berisi nasihat dan saran
Bagaikan pelita di dalam kegelapan
Engkaulah pahlawan tanpa tanda jasa
Engkaulah penunjang kemajuan bangsa
Engkau sumbangkan jiwa dan raga
Untuk tanah air tercinta
Guru….
Betapa mulia tugasmu
Tanpa keikutsertaanmu
Tak mungkin negaraku maju
1. Ada berapa macam teknik yang perlu dikuasai sebelum tampil di atas pentas? Sebutkan dan jelaskan satu demi satu.
2. Jelaskan 4 jenis dasar-dasar penguasaan panggung yang harus dimiliki oleh seorang pemain drama.
3. Pementasan drama didukung oleh berbagai tata artistik : musik, rias wajah, busana, dan cahaya, suara (sound system). Jelaskan tata artistik tersebut menurut pemahaman Anda.
4. Sutradara memiliki peran vital terhadap keberhasilan suatu pementasan drama. Kemukakan peran sutradara tersebut.
5. Bentuklah kelompok di kelasmu lalu Anda pentaskan drama tiga babak secara kelompok berikut ini.
Jawab:
1. 5 (lima), yaitu:
a. Teknik muncul
Cara pemain memunculkan diri pada saat tampil pertama kalinya di atas pentas dalam satu drama babak tau adegan. Pemunculan tersebut memberi kesan pada para penonton sesuai peran yang dimainkan. Jika memainkan seorang guru, maka dia harus memperlihatkan diri sebagaimana layaknya seorang ustadz, berpakaian seragam guru dengan tutur kata yang sopan, dengan pembawaan yang wibawa.
b. Teknik memberi isi
Pengucapan suatu kalimat dengan penekanan makna tertentu melalui tempo, nada, dan dinamik.
c. Teknik pengembangan
Teknik membuat drama bergerak dianamis menuju klimaks atau drama tidak datar. Teknik pengembangan terbagi atas beberapa teknik yang intinya penggunaan pengucapan dan jasmaniah.
• Teknik pengembangan pengucapan yaitu menaikan volume suara atau sebaliknya, menaikkan tinggi nada suara atau sebaliknya, menaikkan kecepatan tempo suara atau sebaliknya.
• Teknik pengembangan jasmaniah yaitu menaikan posisi jasmaniah, dari duduk menjadi berdiri lalu berjongkok dan seterusnya. Memalingkan kepala, tubuh atau seluruh tubuh. Berpindah tempat dari kiri ke kakan, dari belakang ke depan. Ekspresi wajah (mimik) untuk mencerminkan emosi tertentu, mata sendu, suram untuk mengekpresikan kesediahan.
d. Teknik miting
Teknik ini merupakan ketepatan hubungan antara gerakan jasmaniah dengan kata-kata atau kalimat yang diucapkan dalam waktu yang singkat dan sekejap, misalnya;
bergerak sebelum mengucapkan kata-kata tertentu, seperti mata melotot “pergi dari sini!”
bergerak sambil mengucapkan sesuatu seperti melotot sambil mengucapkan “pergi dari sini!”.
Bergerak setelah mengucapkan sesuatu seperti ini “pergi dari sini!”.
e. Teknik penonjolan
Teknik dimana seorang pemain harus memahami pada bagian mana suatu kalimat yang perlu ditonjolkan pada saat diucapkan. Seterusnya pada bagian mana dalam suatu adegan/babakyang perlu ditonjolakan. Hal ini agar penonton dapat menikamati pamentasan dengan penuh keharuan.
2. Dasar –dasar penguasaan panggung yang harus dimiliki oleh seorang pemain drama yaitu :
a. Penguasaan vokal seorang calon pemain drama harus menguasai pelafalan bunyi konsonan dan vokal sesuai artikulasinya secara tepat dan sempurna. Disertai suara yang jelas dan keras. Pengusaan vokal ini biasanya di tempat terbuka untuk mengulang-ulang vokal tertentu sampai sempurna pengucapannya.
b. Pengusaan mimik intonasi dasar.seorang calon pemain harus mengusai mimik dasar seperti mimik sedih, gembira, marah. Mimik marah ditandai dengan mata melotot, muka kemerah-merahan, kening berkerut. Mimik sedih ditandai dengan wajah suram. Pandangan mata sayu, dan mulut tertutup. Sedangkan mimik gembira ditandai muka yang bercahaya, mata bersinar, mulut tersenyum. Disamping itu mimik harus pula menguasai intonasi dasar rendah; tempo lambat, nada rendah, tekanan lembut. Intonsi marah; tempo cepat, nada tinggi, tekanan keras. Intonasi gembira; tempo,nada, tekanan bersifat sedang. Mimik dan intonasi sangat mendukung peran yang dimainkan.
c. Pengusaan kelenturan tubuh. Tubuh seorang pemain drama harus lentur atau elastis sehingga dalam memainkan peran tertentu tidak kelihatan kaku. Untuk mencapai penguasaan tubuh yang elastis, perlu melakukan serangkaian gerakaan seperti berlari cepat dalam jarak dekat, bolak-balik ke utara, selatan, timur, barat, ke segala penjuru. Berlajan dengan menggambarkan perasaan sedih, jalan kepayahan membayangkan berjalan di padang pasir hingga jatuh bergulingan, dst.
d. Penguasaan pemahaman watak peran. Suatu peran menjadi hidup bila aktornya memiliki penguasaan pemahaman dan pengahayatan watak peran yang tepat. Untuk memperoleh watak peran yang tepat, perlu mengadakan analisis peran berdasarkan naskah, seperti; memahami alur cerita, pengenalan, permasalahan, klimaks, dan penyelesaian lalu mencatat peran yang akan dimainkan. Wataj tersebut dibayangkan sedalam-dalamnya sehingga pada saat memainkan peran tersebut, watak pribadi aktor berganti dengan watak peran yang semestinya diperankan.
e. Penguasaan pemanggungan. Sebagai suatu yang harus dimiliki oleh setiap pemain drama, antaralain berkaitan dengan :
teknik muncul pada saat pertama kali aktor tampil di panggung sesuai peran yang dimainkan pemunculan itu berfungsi memberi kesan simpati bagi penonton.
Bloking, yakni penguasaan masing-masing aktor tentang daerah gerakannya diatas panggung sehingga panggung kelihatan tak berat sebelah.
Penguasaan cahaya dan bunyi yakni aktor perlu penguasaan menyesuaikan diri dengan perubahan cahaya dan bunyi (soundsistem) di atas panggung.
3. Menurut saya, yang dimaksud tata artistik:
a. Musik merupakan iringan ilustrasi yang mengatur suatu adegan /babak sehingga peristiwa yang digambarkan semakin hidup dan menarik penonton.
b. Tatarias wajah merupakan salah satu bagian yang membantu mengubah aktor muda memerankan aktor yang kelihatan tua, atau sebaliknya. Aktor yang sehat, kelihatan sakit, dll.
c. Busana merupakan salah satu bagian yang membantu memberikan nilai keindahan, efek visual yang menarik saat pementasan.
d. Cahaya merupakan salah satu bagian yang membantu permaianan dalam menggambarkan peristiwa tertentu, seperti malam, siang, sore, selain itu dapat membantu pada saat menjelang memasuki pembukaan lampu panggung padam saat layar ditutup.
e. Suara (soundsystem). Dengan seni artistik yang baik, suara musik, dialog pemain akan terdengar jernih, jelas, dan menarik.
4. Peran sutradara yaitu:
a. Memilih naskah bermutu
Sutradara memilih naskah bermutu dengan berlandaskan pada:
nilai filsafat, yakni naskah tersebut mengandung perenungan hakiki.
segi artistik, yakni naskah tersebut memiliki nilai estetis yang tinggi.
segi etishumanistik, yakni naskah tersebut memiliki niali moral yang dapat memperkaya rokhani penonton.
segi komersil yakni naskah memiliki daya minat yang mampu memancing penonton.
b. Menentukan penafsiran naskah
Naskah yang kan dipentaskan harus sesuai keinginan penafsiran sutradara berdasarkan naskah. Semua akting dan dialog merupakan anjuaran atau persetujuan sutradara karena berhasil atau gagalnya banyak ditentukan oleh kreatifitas, etos kerja, dan tanggungjawabnya.
c. Memilih aktor
Berdasarkan hasil penafsiran terhadap naskah, sutradara memilih dan menentukan aktor sesuai postur tubuh, umur, dan jenid kelamin serta keahlian tokoh yang diinginkan dalam naskah.
d. Melatih aktor
Setelah memilih aktor, tugas sutradara adalah menentukan jadwal latihan untuk melatih aktor . Kepiawian aktor dalam memainkan peraan yang diembannya sebagai prapementasan final.
e. Bekerja sama dengan tim
Sutradara juga harus mampu menentukan tim yang dapat membantunya mempersiapkan tata artistik : sinar, rias wajah, busana, musik, panggung. Tim tersebut harus mempunyai jiwa kreatif dan semangat kerja yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar