1. METODE KERJA KELOMPOK
Kerja kelompok merupakan salah satu metode belajar mengajar yang memiliki kadar LBSA yang tinggi. Metode kelompok menuntut persiapan yang jauh berbeda bila dibandingkan dengan format belajar mengajar ekspositorik. Untuk mengenal lebih jauh tentang metode kerja kelompok, kita dapat mengkajinya melalui pembahasan berikut ini:
1. Pengertian Metode Kerja Kelompok
Istilah kerja kelompok dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah siswa, baik sebagai anggota kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara bersama-sama. Selain itu kerja kelompok juga dilandasi oleh :
a. Adanya tugas bersama
b. Pembagian tugas dalam kelompok dan
c. Adanya kerja sama antara anggota kelompok dalam penyelesaian tugas kelompok.
Pengertian metode kelompok tersebut membawa konsekuensi kepada setiap guru yang menggunakan. Guru harus benar-benar yakin bahwa topik yang dibicarakan layak digunakan untuk kerja kelompok. Tugas yang diberikan kepada kelompok hendaknya dirumuskan secara jelas. Dalam pemakaian metode kelompok, tugas yang diberikan dapat sama untuk setiap kelompok atau berbeda-beda tetapi saling mengisi untuk setiap kelompok.
2. Tujuan Pemakaian Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok digunakan dalam proses belajar mengajar dengan tujuan :
a. Memupuk kemauan dan kemampuan kerja sama diantara para siswa.
b. Meningkatkan ketrampilan sosio-emosional dan intelektual para siswa dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakan, dan
c. Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari proses belajar mengajar secara berimbang.
2
3. Jenis-jenis Pengelompokan
Ada berbagai jenis cara pengelompokan yang dapat dilaksanakan oleh guru, cara-cara tersebut adalah :
a. Pengelompokkan didasarkan atas ketersediaan fasilitas.
b. Pengelompokan atas dasar perbedaan individu dalam minat belajar.
c. Pengelompokan didasarkan ast perbedaan individual dan kemampuan belajar.
d. Pengelompokan untuk memperoleh dan memperbesar partisipasi siswa sebagai anggota kelompok.
e. Pengelompokkan atas dasar pembagian pekerjaan.
4. Peran Guru dan Variabel Penentuan Keberhasilan dalam Pelaksanaan Metode Kerja Kelompok.
Guru sangat berkepentingan terhadap variabel penentu keberhasilan pelaksanaan kerja kelompok, dikarenakan oleh dua sebab utama.
Pertama, dikarenakan variabel penentu tersebut digunakan untuk menetapkan taraf keberhasilan proyek kelompok.
Kedua, hal tersebut digunakan oleh guru untuk keperluan mengerti kelompok-kelompok dengan baik.
Variabel-variabel yang menentukan keberhasilan kerja kelompok meliputi :
(i) Tujuan yang jelas
(ii) Interaksi anggota kelompok
(iii) Kepemimpinan kelompok
(iv) Suasana kerja kelompok
(v) Tingkat kesulitan tugas
Keberhasilan pemakaian metode kerja kelompok selain oleh variabel-variabel seperti diuraikan sebelumnya, ditentukan oleh kemampuan/kecakapan guru dalam menjalankan perannya.
3
Peranan guru dalam pemakaian metode kerja kelompok, meliputi :
(i) Guru sebagai pengelola (manajer)
(ii) Guru sebagai pengamat (observasi)
(iii) Guru sebagai pemberi saran (advisor)
(iv) Guru sebagai penilai (evaluator)
5. Prosedur Pemakaian Metode Kerja Kelompok
a. Pesan terpenting dari metode kerja kelompok adalah pemecahan masalah / penunaian tugas melalui proses kelompok.
b. Penyeragaman kemampuan kelompok diuasahakan semaksimal mungkin.
c. Sasaran penilaian dalam kerja kelompok adalah aspek produk kelompok serta meningkatkan kemampuan kelompok dalam menangani tugas-tugas kelompok.
d. Terdapat tiga ciri penting kegiatan kerja kelompok :
• Ada pembagian tugas
• Ada kerjasama
• Pemberian perhatian seimbang terhadap produktivitas dan kekompakan (kekohesipan) kelompok.
e. Terdapat tiga tahapan pelaksanaan kerja kelompok:
• Tahapan penjajagan
• Tahapan pemahaman
• Tahapan penunaian tugas
f. Baik guru maupun siswa dituntut kesediaannya belajar tentang bagaimana kerja kelompok.
g. Ada masalah yang potensial baik bersumber dari anggota maupun berasal dari proses kelompok itu sendiri.
4
2. METODE KARYA WISATA
1. Pengertian Metode karya Wisata
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan
2. Tujuan Metode Karya Wisata
• untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau kelas
• untuk melihat, mengamati, menghayati secara langsung dannyata mengenai obyek tersebut
• untuk menanamkan nilai moral pada siswa
• Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya,
• dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum.
• Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.
Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.
5
3. Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
• Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
• Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
• Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
• Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka
• Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.
• Kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek,
• Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
4. Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut
• Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
• Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
• Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
6
• Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
• Biayanya cukup mahal.
• Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
5. Prosedur Pemakaian Metode Karya Wisata
o Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan,
o Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu.
o Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.
3. METODE PENEMUAN
1. Pengertian Metode Penemuan
Metode penemuan bukanlah merupakan metode pengajaran yang baru. Istilah metode penemuan (discover method) didefinisikan sebagai suatu prosedur yang menekankanbelajar secara individual, manipulasi objek atau pengaturan/pengkondisian objek dan eksperimentasi lain oleh siswa sebelum generalisasi atau penarikan kesimpulan dibuat.
7
Metode ini membutuhkan penundaan penjelasan tentang teman-teman penting sampai siswa menyadari sebuah konsep (Gilstrap, 1975:63).
Gage dan Berliner (1984:490) mengutarakan bahwa dalam metode penemuan, para siswa memerlukan penemuan konsep, prinsip dan pemecahan masalah untuk menjadi miliknya lebih dari sekedar menerimanya atau pendapatnya dari seseorang guru atau sebuah buku. Hal ini selaras dengan yang dikemukakan oleh Gilstrap (1975) yakni metode penemuan merupakan komponen dari suatu bagian praktek pendidikan yang seringkali diterjemahkan sebagai pengajar heuristic, yakni suatu jenis mengajar yang meliputi metode-metode yang dirancang untuk meningkatkan rentangan keaktifan siswa yang lebih besar, berorientasi pada proses, mengarahkan diri sendiri, mencari diri sendiri, dan refleksi yang sering muncul sebagai kegiatan belajar.
2. Tujuan Pemakaian Metode Penemuan
Metode penemuan sebagai metode belajar-mengajar yang memberikan peluang diperhatikannya proses dan hasil kegiatan belajar siswa, dalam kegiatan belajar-mengajar dengan tujuan:
a. Meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam memperoleh dan memproses perolehan belajar.
b. Mengarahkan para siswa sebagai pelajar seumur hidup.
c. Mengurangi ketergantungan kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi yang diperlukan oleh para siswa.
d. Melatih para siswa mengeksplorasi atau memanfaatkan lingkungannya sebagai sumber informasi yang tidak akan pernah tuntas digali.
3. Keunggulan dan Kekurangan Metode Penemuan
Gillstrap (1975:67) mengemukakan keunggulan-keunggulan metode penemuan yang seringkali dibicarakan adalah:
a. Metode ini untuk membantu memperbaiki dan atau memperluas persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif para siswa.
8
b. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi sifatnya dan memungkinkan sebagai pengetahuan yang melekat erat pada diri siswa.
c. Metode penemuan dapat ditimbulkan gairah belajar pada diri siswa.
d. Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju berkelanjutan sesuai dengan kemampuannya sendiri.
e. Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan belajarnya sendiri.
f. Metode ini membantu memperkuat konsep diri siswa dengan bertambahnya rasa percaya diri selama proses-proses kerja penemuan.
4. Kekurangan-Kekurangan Metode Penemuan
(i) Metode ini mempersyaratkan suatu persiapan kemampuan berfikir yang dapat dipercaya.
(ii) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar pada kelas yang besar jumlah siswanya.
(iii) Harapan yang ditimbulkan oleh metode ini, mungkin mengecewakan bila diterapkan untuk guru dan siswa yang sudah terbiasa dengan perencanaan dan pengajaran yang tradisional.
(iv) Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai metode yang terlalu menekankan pada penguasaan pengetahuan dan kurang memperhatikan perolehan sikap dan ketrampilan.
(v) Dalam beberapa disiplin ilmu (misalnya : geografi) mungkin dibutuhkan fasilitas tertentu untuk menguji gagasan dari disiplin ilmu tersebut yang tidak tersedia di sekolah.
(vi) Metode ini tidak memberi kesempatan untuk berfikir kreatif, apabila sejak awal konsep-konsep yang akan ditemukan telah dipilih oleh guru dan proses penemuannya juga dibawah bimbingan guru.
9
5. Prosedur Pemakaian Metode Penemuan
Berdasarkan langkah-langkah pemakaian metode penemuan yang disarankan oleh Gilstrap dan Richard Schuman, Darmo M dan kawan-kawan (1980:7) memberikan langkah-langkah pemakaian metode penmuan sebagai berikut :
(i) Mengidentifikasi kebutuhan siswa.
(ii) Pemilihan pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi yang akan dipelajari.
(iii) Pemilihan bahan dan masalah atau tugas-tugas yang akan dipelajari.
(iv) Membantu memperjelas mengenai tugas/masalah yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa.
(v) Mempersiapkan tempat dan alat-alat untuk penemuan.
(vi) Mengecek pemahaman siswa tentang masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugasnya dalam pelaksanaan penemuan.
(vii) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan penemuan dengan melakukan kegiatan pengumpulan data dan pengolahan data.
(viii) Membantu siswa dengan informasi/data yang diperlukan oleh siswa untuk kelangsungkan kerja mereka, bila siswa menghendakinya.
(ix) Membimbing para siswa menganalisis sendiri dengan pertanyaan mengarahkan dan mengidentifikasi proses yang digunakan.
(x) Membesarkan hati dan memuji siswa yang ikut serta dalam proses penemuan.
(xi) Membantu siswa merumuskan kaidah, prinsip, ide, generalisasi, atau konsep berdasarkan hasil penemuannya.
10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar