- Baca puisi berikut lalu kemukakan nilai keindahan (emotif) yang anda rasakan sebagai latihan untuk mempermantap pemahaman Anda tentang penerapan pendekatan emotif
DESAKU
Hagu
Sebuah nama selalu merdu
Di telingaku
Di relung qalbuku
Setiap waktu
Alammu
Nyiurmu
Pantaimu
Memanggil daku selalu
Agar selamanya dekat di sisimu
Di pagi dan di siang
Kuayun kaki menuntut ilimu
Bersama teman-temanku
Lewat jalan berliku
Dinaungi pepohonan rindang
Karena itu aku bertekad
Akan selalu memeliharamu
Akan selalu menjagamu
Akan selalu melindungi
Selama nafas dalam jasad
Jawab:
1. Setelah saya membaca dan mencermati puisi di atas saya menyimpulkan bahwa larik demi larik terasa niali keindahan bentuknya, khususnya dari segi persamaan bunyi /u/ pada akhir larik.
Hagu
Sebuah nama selalu merdu
Di telingaku
Di relung qalbuku
Setiap waktu
Alammu
Nyiurmu
Pantaimu
Memanggil daku selalu
Agar selamanya dekat di sisimu
…………………………………..
Kemudian pada larik
………………………………
Di pagi dan di siang
Kuayun kaki menuntut ilimu
Bersama teman-temanku
Lewat jalan berliku
Dinaungi pepohonan rindang
Karena itu aku bertekad
Akan selalu memeliharamu
Akan selalu menjagamu
Akan selalu melindungi
Selama nafas dalam jasad
Jika dicermati maka ada keindahan irama (nada, tempo, tekanan), keindahan pilihan kata dan keindahan pengungkapan janji bertekad akan selalu memelihara, menjaga, dan melindungi desa si penulis puisi selama nafas dalam jasad.
2. Bacalah puisi berikut ini lalu kemukakan minimal 5 pesan yang terkandung di dalamnya.
Kakekku
Carollah Indah C.
Kakekku
Aku sayang padamu
Aku suka dongengmu
Aku senangi penampilanmu
Aku bangga kepribadianmu
Tapi itu dulu
Kini tak kudengar lagi
Semua dongengmu
Tawa caandamu
Kini yang kulihat
Hanya batu nisan yang kokoh
Sekokoh dirimu
Ya allah, ya robbi
Ampunilah dosa kakekku
Balaslah amal ibadahnya dengan surgamu
Jawab :
2. Setelah saya membaca puisi ini berulang-ulang lalu mencermati bait demi bait, larik demi larik lalu maka, nasihat yang dapat saya peroleh yaitu:
a) Sebagai seorang cucu kita memang harus menyayangi kakek kita bukan membencinya
b) Kita juga harus dapat menyukai penampilan kakek kita,.
c) Siapaun yang punya kakek kita harus bangga karena kepribadiannya, dia menjadi sumber inspirasi dan motivasi.
d) Mengingat kakek kita yang telah tiada seperti dongengnya, canda tawanya, merupakan hal yang baik karena dia merupakan bagian dalan hidup kita.
e) Meski kakek kita telah tiada serta tidak dapat menemani hari-hari kita, tapi kita harus tetap mendoakannya agar diterima semua amal ibadahnya di sisi yang Kuasa.
3. Setelah saya membaca “ Kartini oh kartini”, maka saya menyimpulkan bahwa:
a) Tema cerita “Kartini oh kartini” yaitu bahwa semua anak mempunyai kesempatan yang sama untuk menunjukan bakatnya, meski itu tidak biasa.
b) Latar cerita “ Kartini oh kartini” ini berlangsung didua tempat, yaitu di rumah Ocha dan di supermarket terbesar di Bandung.
c) Plot cerita “Kartini oh kartini”bersifat majudengan rangkaian cerita sebagai berikut.
• Pengenalan masalah : Ocha mengutarakan keinginannya mengikuti Pemilihan Putri Kartini Cilik ’97 di Supermarket terbesar di Bandung. Bukan lantaran takut tidak menang, tetapi lebih karena pembawaan Ocha yang tomboy.
• Permaslahan : Ocha yang jago taekwondo, pemegang ban hitam, sering menang di kejuaraan karate, dan paling suka pake celana dibanding rok, mau ikut pemilihan putri-putrian.
• Klimaks : Ocha diejek selly dan kawan-kawannya, sehingga membuat telinga Ocha merah, kemudian Ocha memperingatkan selly dan kawan-kawannya agar menjaga omongannya.
• Penyelasaian masalah : Mamanya Ocha sangat terharu saat para pemenang diumumkan, Ocha terpilih sebagai the best putri kartini cilik’97. Tetapi sesaat kemudian ada yang berteriak minta tolalong ada kecopetan, secepat kilat, Ocha mengangkat kain tinggi-tinggi, lantas tanpa menghiraukan penampilannya menerjang pencopet tadi. Tapi konde Ocha lepas, diambil mamanya. Ocha tidak merasa malu dan ditertawakan.
Dilihat dari bentuk alurnya, cerita “Kartini oh kartini” menggunakan alur maju karena peristiwa beranjak terus menerus ke depan. Sedangkan dilihat dari segi sifat alurnya menggunakan alur rapat karena seluruh peristiwa yang ditampilkan pelaku berpusat pada satu alur.
d. Penokohan
• Pelaku utama (protagonis) : Ocha, dengan sifat tomboy, cerdas, pemaaf, baik, percaya diri, cuek, dan santai.
• Pelaku antogonis : Selly, Teni, dan kawan – kawan, sifatnya iri, suka mengejek.
• Pelaku tambahan : Mama, dengan sifat baik, bikasana, kagetan.
Sisil, dengan sifat baik hati.
Ibu – Ibu yang tanya, sifatnya ramah.
Wartawan, dengan sifat baik.
e. Gaya penyampain
Gaya pengarang dalam menyajikan cerita menggunakan gaya yang berimbang dan moderat. Pengarang tidak hanya menggambarkan sesuatu yang bijaksana seperti mama, tapi juga keunikan Ocha yang tomboy tapi punya bakat lain yang terpendam yaitu keluwesan dalam berjalan di atas cat walk.
4. Parafrasekan puisi berikut ini menjadi prosa !
MENYESAL
Ali hasyim
Pagiku hilang melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi
Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di hari pagi
Kini hidup meracuni hati
Miskin ilmu miskin harta
Ah, apa guna kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma
Kepada yang muda kuharapkan
Atur barisan dipagi hari
Menuju ke arah padang bakti
Jawab:
MENYESAL
Suatu hari aku tak sengaja memandangi cermin di kamar tidurku. Aku merasa waktu begitu cepat berputar, entahlah yang ada kini aku termangu mengingat-ingat kemana diriku selama ini. Pagi hari yang indah, bersama semangat hidup baru sudah tak aku rasakan. Raut wajahku tak secantik dulu, tak seindah dulu, dan seelok dulu. Pagiku sudah berlalu, usiaku sudah tak semuda dulu. Sekarang yang ada hanya bayang – bayang akhir hayatku karena aku sudah cukup tua menjalani hidup ini.
Kemanakah aku dulu. Aku hanya bermalas-malasan, bersenang-senang, tidak sadar betapa pentingnya merencanakan masa depan dan meraih impian. Kini hidupku pun tak berarti sama sekali. Waktu itu, bapak dan ibuku berharap agar aku dapat kuliah dan mendapat pekerjaan yang layak, meskipun aku ini seorang wanita, tapi kedua orangtuaku berharap lebih kepadaku. Tetapi, aku justru tak menuruti nasihat mereka, aku bangkang mereka. Akhirnya aku menyesal. Ilmu tak dapat, harta pun tak puya. Malang benar nasibku ini.
Semua itu sudah berlalu, kini aku hidup di zaman baru. Zaman yang modern, semua serba hebat. Aku tak perlu takut, aku tak perlu menyesali semua itu. Meyesal di hari tua tidak ada gunanya. Seharusnya itu aku perbaiki saat aku masih muda, seharusnya aku dapat menjadi lebih baik lagi pada waktu itu. Tetapi, sudahlah semua itu hanya menambah luka di hati. Mungkin aku sudah tidak ada artinya untuk menyesal disaat ini. Oleh karena itu, aku berharap pada anak-anak bangsa sekalian, jangan samapai apa yang aku alami, kalian alami. Jangan sampai melakukan kesalahan untuk kedua kalinya. Kalaupun melakukan kesalahan, berushalah menjadi lebih baik. Dnegan hal-hal seperti itu, penyesalan tidak akan terjadi, aturlah hidup kalian menuju hal yang positif dn bermanfaat.
5. Perbaikilah puisi berikut sehingga menjadi puisi yang baik !
POHON KELAPA
Di sebuah padang yang cukup luas
Kau sedang tumbuh dengan begitu suburnya
Daun-daunmu rindang dan kelihatan hijau
Dengan batangmu yang berdiri kokoh dan besar
Serta akar serabutmu tertanam jauh di dalam tanah
Kau sekarang telah berbuah banyak
Ada yang sudah tua
Ada pula yang belum tua
Ada juga yang kecil
Buahmu yang aku buat minyak untuk menggoreng
Buah yang muda kubuat es kelapa sirop untuk diminum
Buahmu yang kecil aku buat menjadi obat penyakit
Kau memang tumbuhan banyak manfaat
Bagi keperluan hidup banyak orang
Jawab:
POHON KELAPA
Di padang yang luas
Kau tumbuh dengan suburnya
Daunmu rindang kehijauan
Elok batangmu kokoh besar
Serabut akarmu tertanam jauh ke tanah
Kini kau berbuah banyak
Ada yang tua
Ada pula yang muda
Ada juga yang kecil
Buah tuamu jadi miyak goreng
Buah mudamu jadi pelepas dahaga
Buah kecilmu jadi penolong
Kau memang luar biasa
Bagi semua orang